Meskipun dampak negatifnya sangat dominan, beberapa komunitas masih memandang pernikahan dini sebagai solusi untuk masalah tertentu:
1. **Stabilitas Sosial**: Di beberapa masyarakat, pernikahan dini dianggap sebagai cara untuk memperkuat hubungan antara keluarga atau komunitas, dan untuk menghindari perilaku yang dianggap tidak bermoral.
2. **Perlindungan**: Dalam situasi tertentu, seperti konflik atau ketidakstabilan ekonomi, keluarga mungkin merasa bahwa pernikahan dini memberikan perlindungan dan stabilitas bagi anak-anak mereka.
#### Efek Pernikahan Dini Terhadap Lingkungan Sekitar
Pernikahan dini tidak hanya mempengaruhi individu yang terlibat, tetapi juga memiliki dampak luas pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
1. **Kesehatan Masyarakat**: Tingginya angka pernikahan dini berkontribusi pada peningkatan angka kematian ibu dan bayi, serta tingginya prevalensi masalah kesehatan reproduksi.
2. **Pembangunan Sosial**: Kurangnya pendidikan dan kesempatan kerja bagi anak-anak yang menikah dini dapat memperlambat pembangunan sosial dan ekonomi di komunitas mereka.
3. **Norma Sosial**: Praktik pernikahan dini sering diperkuat oleh norma-norma sosial dan budaya yang sulit diubah. Hal ini menciptakan siklus yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.
#### Upaya Pencegahan
Untuk mengurangi angka pernikahan dini, beberapa langkah telah diambil oleh pemerintah dan organisasi non-pemerintah:
1. **Kebijakan dan Hukum**: Pemerintah Indonesia telah menaikkan usia minimum pernikahan bagi perempuan dari 16 menjadi 19 tahun melalui amandemen Undang-Undang Perkawinan pada tahun 2019 .