Friedrich Nietzsche menggambarkan "wille" sebagai dorongan dasar kehidupan, yang bertujuan untuk melampaui batas dan mencapai dominasi. Dalam konteks Transfer Pricing, bisa dikatakan perusahaan multinasional mengatur harga transfer sebagai ekspresi wille zur macht mereka di pasar global. Transfer pricing tidak sekadar strategi ekonomi, tetapi juga kehendak untuk memaksimalkan kontrol atas sumber daya dan struktur pajak negara-negara.
2. Freud dan Lacan: Ketidaksadaran Ekonomi
Dalam teori psikoanalitik Freud dan Lacan, id (ketidaksadaran) mengatur dorongan primal yang sering berbenturan dengan norma (superego). Transfer Pricing bisa dianalisis sebagai ekspresi id kapitalisme---dorongan untuk memperoleh keuntungan maksimal---yang dipoles menjadi kesadaran strategis melalui hukum pajak internasional (superego). Lacan dapat memperdalam analisis ini dengan melihat Transfer Pricing sebagai bagian dari "desire" kapitalisme untuk mengisi lack (kekurangan) yang inheren dalam sistem ekonomi global.
3. Althusser: Ideologi sebagai Praktik Material
Louis Althusser melihat ideologi sebagai sesuatu yang bekerja melalui institusi dan perangkat material, sehingga "kesadaran" bukan hanya muncul secara individual, tetapi diproduksi oleh struktur sosial. Transfer Pricing bisa dianggap sebagai bentuk reproduksi ideologi kapitalisme global, di mana perusahaan multinasional "diinterpelasi" (dipanggil) untuk menjalankan mekanisme ini oleh sistem hukum dan ekonomi internasional.
4. Deleuze dan Guattari: Kapitalisme sebagai Mesin Desire
Dalam pandangan Deleuze dan Guattari, kapitalisme adalah machine yang memproduksi dan mengatur hasrat. Transfer Pricing bisa dipahami sebagai salah satu "mesin kecil" dalam mekanisme besar kapitalisme global, yang menghubungkan hasrat korporasi untuk akumulasi modal dengan kebutuhan hukum pajak global. Dalam analisis ini, Transfer pricing  adalah proses "deterritorialization" dan "reterritorialization" ekonomi lintas batas.
5. Foucault: Kekuasaan dan Pemerintahan
Michel Foucault menawarkan analisis tentang bagaimana kekuasaan bekerja melalui mekanisme disiplin dan regulasi. Transfer Pricing, dalam kerangka ini, dapat dilihat sebagai bentuk governmentality---strategi pengaturan perusahaan oleh negara, yang memungkinkan kontrol atas aktivitas ekonomi lintas batas. Pada saat yang sama, perusahaan juga menggunakan TP untuk menavigasi kekuasaan negara demi kepentingannya.
6. Teori Marxis: Alienasi dan Akumulasi Kapital
Karl Marx berpendapat bahwa kapitalisme menciptakan alienasi dan mengonsentrasikan akumulasi kapital. Transfer pricing  bisa dianalisis sebagai instrumen kapitalisme lanjutan, di mana relasi produksi global diatur sedemikian rupa sehingga menguntungkan korporasi besar dengan mengorbankan kepentingan negara-negara berkembang. Dalam konteks ini, Transfer pricing adalah manifestasi kesadaran palsu yang tersembunyi di balik retorika efisiensi ekonomi.