Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, terdapat banyak alasan mengapa tema atau kegiatan yang dilakukan adalah "pembelajaran pemilahan sampah kepada anak-anak sebagai upaya peningkatan pelestarian lingkungan". Alasan-alasan tersebut di antaranya;
- Banyak anak-anak di lingkungan penulis
- Mereka sering sekali membeli jajan dan membuang bungkusnya sembarangan
- Karena hal tersebut, lingkungan sekitar menjadi kotor
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka kegitan ini akhirnya dilakukan. Anak-anak yang cepat dalam menangkap ilmu akan mengerti betapa Tindakan mereka selama ini adalah hal yang salah. Kemudian dengan berbagai pembiasaan, maka dengan sendirinya akan tertanam pada diri mereka perilaku membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya.
Mengingat subjek penyuluhan adalah anak-anak, maka pemilahan sampah yang dilakukan adalah yang paling sederhana yaitu berdasarkan mudah atau tidak terurainya sampah saat dibuang. Hal tersebut berarti pembagian sampah menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sebelum menjelaskan mengenai pembagian sampah, maka sesuai bagan pelaksanaan penyuluhan, materi pertama yang disampaikan adalah pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada tempatnya dapat membuat lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat. Apabila sampah dibuang sembarangan, maka yang terjadi justru sebaliknya, lingkungan kotor dan mendatangkan penyakit. Selain itu, apabila sampah yang dibuang ternyata adalah sampah anorganik yang sulit terurai, dimana dalam kasus ini kebanyakan memang demikian berupa sampah bungkus jajan. Sampah tersebut akan sulit terurai dan mampu tetap disana apabila tidak ada yang membersihkannya. Oleh karena itu, anak-anak diberikan pengertian agar mulai membuang sampah pada tempatnya, mengingat banyak tempat sampah yang disediakan di lingkungan sekitar.
Setelah membahas mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya, materi selanjutnya adalah pembagian sampah secara sederhana menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah dari hasil sisa tumbuhan maupun hewan seperti daun dan tulang dimana hal tersebut cepat terurai dan tidak bisa didaur ulang lagi. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang tidak berasal dari sisa-sisa makhluk hidup dan masih dapat didaur ulang serta tidak mudah terurai. Contohnya adalah plastik, bungkus makanan, botol, dan lain sebagainya. Penjelasan yang diberikan merupakan penjelasan yang paling mudah mengingat subjeknya adalah anak-anak. Tak lupa pula, penjelasan dilakukan berulang-ulang sampai anak paham.
Kemudian, kegiatan yang selanjutnya adalah Latihan pemilahan sampah langsung oleh anak-anak. Pada saat penyuluhan, telah disediakan beberapa contoh sampah baik itu organic maupun anorganik. Sampah yang dipilih merupakan sampah yang masih baru dan tidak kotor. Oleh karena itu, kebersihan masih dapat terjaga. Cara pelaksanaannya adalah setiap anak akan memilih satu sampah organik dan satu sampah anorganik kemudian memasukkannya ke dalam wadah khusus organik dan anorganik. Pada praktik ini, dapat diketahui bahwa anak-anak telah memahami konsep dasar perbedaan sampah organik dan anorganik meskipun beberapa dari mereka perlu sedikit penjelasan lagi sebelum memeilih. Mereka juga mampu menjawab alasan mengapa mereka memilih apa yang mereka pilih dengan benar. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu dibilang cukup sukses. Setelah semua anak-anak memilih, maka dilakukan penutupan dan pesan-pesan lagi supaya membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya. Dengan pemilahan seperti ini, maka akan membantu pengolahan sampah di TPA. Sampah-sampah anorganik lebih baik didaur ulang dan sampah organic mampu langsung dibuang atau dapat diolah untuk dijadikan pupuk.
KESIMPULAN
Pembelajaran pemilahan sampah yang diajarkan kepada anak-anak sangat penting untuk diajarkan. Hal ini untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan dengan jenisnya. Selain itu, apabila hal ini diajarkan sejak kecil, maka kebiasaan membuang sampah dengan benar seperti ini akan lebih tertanam kuat pada diri mereka. Dengan banyaknya anak-anak yang memiliki pengetahuan ini, maka kebersihan dan kelestarian lingkungan juga akan meningkat persentasenya. Oleh karena itu, pembelajaran seperti ini harus lebih banyak dilakukan. Tidak hanya untuk anak-anak tetapi untuk masyarakat keseluruhan. Tentu saja apabila pada masyarakat umum, ilmu yang diajarkan harus lebih kompleks lagi bahkan hingga ke pengajaran mendaur ulang sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Sania, Y. (2020). Bab III, Tinjauan Umum Tentang Anak. Retrieved from repository.radenfatah.ac.id: http://repository.radenfatah.ac.id/7827/3/skripsi%20BAB%20III.pdf