Mohon tunggu...
Siti KholifatulQoriah
Siti KholifatulQoriah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengenalan Pemilihan Sampah Kepada Anak-anak, Upaya Peningkatan Pelestarian Lingkungan

14 Desember 2021   13:43 Diperbarui: 14 Desember 2021   13:49 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Siti Kholifatul Qori'ah

PENDAHULUAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) anak-anak diartikan sebagai anak yang masih kecil (belum dewasa). Sedangkan menurut Soedjono Dirjisisworo, anak-anak merupakan mereka yang belum menunjukkan tanda-tanda fisik yang konkret bahwa telah dewasa.  Pengertian mengenai anak selanjutnya terdapat pada UU No.17/2016 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.23/2002 Tentang Perlindungan Anak, yaitu sebagai seorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang dalam kandungan. Berdasarkan semua pengertian tersebut, dapat disimpulkan ada 3 poin penting mengenai pengertian anak yaitu anak yang masih kecil (belum dewasa) baik laki-laki maupun perempuan, belum menunjukkan tanda fisik telah dewasa, dan belum mencapai 18 tahun (Sania, 2020).

Anak-anak sendiri merupakan fase dimana seseorang masih harus mempelajari banyak hal baru. Oleh karena inilah anak-anak lebih mampu menyerap pengetahuan dengan mudah daripada yang sudah tua. Banyak sekali istilah seperti anak adalah tunas, potensi, serta penerus cita-cita bangsa. Istilah seperti ini, muncul bukan tanpa sebab. Apabila dianalisis anak-anak inilah yang nanti akan mengambil alih kepemimpinan bangsa di masa yang akan mendatang. Oleh karena itu menyiapkan anak-anak sejak dini agar mampu memikul tanggung jawab seperti itu sangatlah penting. Pendidikan adalah salah satu hal yang harus diberikan kepada setiap anak di Indonesia bahkan di dunia. Dengan pendidikan anak akan mampu mengembangkan potensi dan pengetahuan mereka secara optimal.

Pendidikan yang diberikan kepada anak tidak hanya pendidikan di sekolah-sekolah. Pendidikan non-formal maupun penyuluhan-penyuluhan kepada anak juga merupakan bentuk pendidikan yang diterima oleh anak. Salah satunya yang akan dibahas di sini adalah penyuluhan mengenai pemilahan sampah. Sampah merupakan hal yang sampai saat ini masih menjadi isu yang belum terselesaikan di Indonesia. Banyak sekali kasus pembuangan sampah sembarangan dilakukan hampir di seluruh pelosok negeri. Tak jarang hal tersebut juga diiringi dengan tidak dipilahnya sampah saat pembuangan. Hal ini sering kali menyebabkan bau menyengat karena proses pembusukan sampah organik terperangkap di dalam sampah anorganik lainnya sehingga proses dekomposisi terjadi secara anaerobic dan mengeluarkan gas metana. Keadaan seperti ini akhirnya mengganggu kenyamanan dan kelestarian lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu, penyuluhan tentang pemilahan sampah penting diberikan kepada masyarakat tak terkecuali anak-anak. Ketika sejak dini mereka sudah diberikan pelajaran seperti ini, maka tidak menuntup kemungkinan mereka akan mengingatnya hingga dewasa nanti. Oleh karena itulah, sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat kegiatan pembelajaran pemilahan sampah ini dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan anak-anak membuang sampah kepada tempatnya dan mengedukasi tentang pemilahan sampah agar mampu diterapkan.

METODE

Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di RT 10 RW 03, Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Jawa Timur pada tanggal 21 November 2021. Subjek penyuluhan diberikan kepada 7 orang anak-anak SD yang ada di RT tersebut dengan mengangkat tema pemilahan sampah. Metode yang dilakukan adalah dengan metode ceramah dan praktik pemilahan sampah. 

Berikut ini merupakan bagan pelaksanaan penyuluhan

PEMBAHASAN 

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, terdapat banyak alasan mengapa tema atau kegiatan yang dilakukan adalah "pembelajaran pemilahan sampah kepada anak-anak sebagai upaya peningkatan pelestarian lingkungan". Alasan-alasan tersebut di antaranya;

  • Banyak anak-anak di lingkungan penulis
  • Mereka sering sekali membeli jajan dan membuang bungkusnya sembarangan
  • Karena hal tersebut, lingkungan sekitar menjadi kotor

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka kegitan ini akhirnya dilakukan. Anak-anak yang cepat dalam menangkap ilmu akan mengerti betapa Tindakan mereka selama ini adalah hal yang salah. Kemudian dengan berbagai pembiasaan, maka dengan sendirinya akan tertanam pada diri mereka perilaku membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya.

Mengingat subjek penyuluhan adalah anak-anak, maka pemilahan sampah yang dilakukan adalah yang paling sederhana yaitu berdasarkan mudah atau tidak terurainya sampah saat dibuang. Hal tersebut berarti pembagian sampah menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sebelum menjelaskan mengenai pembagian sampah, maka sesuai bagan pelaksanaan penyuluhan, materi pertama yang disampaikan adalah pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada tempatnya dapat membuat lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat. Apabila sampah dibuang sembarangan, maka yang terjadi justru sebaliknya, lingkungan kotor dan mendatangkan penyakit. Selain itu, apabila sampah yang dibuang ternyata adalah sampah anorganik yang sulit terurai, dimana dalam kasus ini kebanyakan memang demikian berupa sampah bungkus jajan. Sampah tersebut akan sulit terurai dan mampu tetap disana apabila tidak ada yang membersihkannya. Oleh karena itu, anak-anak diberikan pengertian agar mulai membuang sampah pada tempatnya, mengingat banyak tempat sampah yang disediakan di lingkungan sekitar.

kolase -- ilustrasi pribadi
kolase -- ilustrasi pribadi

Setelah membahas mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya, materi selanjutnya adalah pembagian sampah secara sederhana menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah dari hasil sisa tumbuhan maupun hewan seperti daun dan tulang dimana hal tersebut cepat terurai dan tidak bisa didaur ulang lagi. Sedangkan sampah anorganik merupakan sampah yang tidak berasal dari sisa-sisa makhluk hidup dan masih dapat didaur ulang serta tidak mudah terurai. Contohnya adalah plastik, bungkus makanan, botol, dan lain sebagainya. Penjelasan yang diberikan merupakan penjelasan yang paling mudah mengingat subjeknya adalah anak-anak. Tak lupa pula, penjelasan dilakukan berulang-ulang sampai anak paham.

kolase -- ilustrasi pribadi
kolase -- ilustrasi pribadi

Kemudian, kegiatan yang selanjutnya adalah Latihan pemilahan sampah langsung oleh anak-anak. Pada saat penyuluhan, telah disediakan beberapa contoh sampah baik itu organic maupun anorganik. Sampah yang dipilih merupakan sampah yang masih baru dan tidak kotor. Oleh karena itu, kebersihan masih dapat terjaga. Cara pelaksanaannya adalah setiap anak akan memilih satu sampah organik dan satu sampah anorganik kemudian memasukkannya ke dalam wadah khusus organik dan anorganik. Pada praktik ini, dapat diketahui bahwa anak-anak telah memahami konsep dasar perbedaan sampah organik dan anorganik meskipun beberapa dari mereka perlu sedikit penjelasan lagi sebelum memeilih. Mereka juga mampu menjawab alasan mengapa mereka memilih apa yang mereka pilih dengan benar. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu dibilang cukup sukses. Setelah semua anak-anak memilih, maka dilakukan penutupan dan pesan-pesan lagi supaya membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan jenisnya. Dengan pemilahan seperti ini, maka akan membantu pengolahan sampah di TPA. Sampah-sampah anorganik lebih baik didaur ulang dan sampah organic mampu langsung dibuang atau dapat diolah untuk dijadikan pupuk.

KESIMPULAN

Pembelajaran pemilahan sampah yang diajarkan kepada anak-anak sangat penting untuk diajarkan. Hal ini untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan sesuai dengan dengan jenisnya. Selain itu, apabila hal ini diajarkan sejak kecil, maka kebiasaan membuang sampah dengan benar seperti ini akan lebih tertanam kuat pada diri mereka. Dengan banyaknya anak-anak yang memiliki pengetahuan ini, maka kebersihan dan kelestarian lingkungan juga akan meningkat persentasenya. Oleh karena itu, pembelajaran seperti ini harus lebih banyak dilakukan. Tidak hanya untuk anak-anak tetapi untuk masyarakat keseluruhan. Tentu saja apabila pada masyarakat umum, ilmu yang diajarkan harus lebih kompleks lagi bahkan hingga ke pengajaran mendaur ulang sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Sania, Y. (2020). Bab III, Tinjauan Umum Tentang Anak. Retrieved from repository.radenfatah.ac.id: http://repository.radenfatah.ac.id/7827/3/skripsi%20BAB%20III.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun