Disamping, pengetahuan kebahasaan dan kesastraan perlu diberikan pula masalah budaya Jawa yang didukung oleh Bahasa Jawa. Pembelajaran Bahasa Jawa meliputi pelajaran membaca, menulis, parama sastra, kesusastraan, Â budaya, dan huruf Jawa yang didukung Bahasa Jawa. Pembelajaran di masyarakat dapat dilakukan pada perkumpulan, organisasi dan lembaga yang diharapkan dapat membantu pendidikan anak-anak. Tidak kurang media massa berperan dalam pembelajaran bahasa dan budaya Jawa dalam masyarakat.
Agar bahasa dan Budaya Jawa tetap mampu memberikan andil yang besar dalam rangka pembentukan budi pekerti luhur, maka dapat ditempuh beberapa upaya strategis. Di antaranya adalah membiasakan berbahasa Jawa, dan membenahi pembelajaran bahasa Jawa di sekolah formal.
Mengutip pendapat Ki Sugeng Subagya (Pamong Taman Siswa) bahwa membiasakan budaya Jawa dalam berbahasa dapat dilakukan dengan: (1) bapak dan ibu dalam keluarga mempergunakan bahasa krama; (2) Bahasa krama digunakan dalam berbicara dengan teman sejawat; (3) rintisan Java Day dalam satu minggu baik di kantor maupun di sekolah; (4) Kegiatan agama dan keagamaan, misalnya Khutbah Jumat dan Misa Gereja dengan menggunakan Bahasa Jawa; (5) seminar, sarasehan, dan diskusi dengan menggunakan bahasa Jawa dan sebagainya.
Sedang untuk membenahi pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah, dapat dilakukan dengan: (1) menata kembali kurikulum mata pelajaran bahasa Jawa; (2) Pembelajaran bahasa Jawa yang disesuaikan dengan nut ing jaman kelakone; (3) pemanfaatan media dan penguasaan model pembelajaran yang bervariasi bagi guru Bahasa Jawa; dan (4) menggali khasanah budaya Jawa dan kearifan lokal untuk pembelajaran budi pekerti luhur seperti bersikap jujur, mengutamakan kepentingan masyarakat, arif dan bijaksana, mengingat asal muasalnya, sudibya, aja dumeh dan lain sebagainya.
Selain dari pembelajaran bahasa Jawa di sekolah hendaknya dimulai dari fungsinya sebagai alat komunikasi. Jadi sebaiknya bahasa Jawa bukan hanya sebagai mata pelajaran pengetahuan semata, tetapi juga digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu tidak perlu takut salah. Hakikat berbahasa sesungguhnya adalah kebiasaan "pakulinan". (Sit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H