Motivasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran baik bagi guru maupun bagi siswa, karena motivasi ini berperan sebagai pendorong seseorang untuk mengikuti proses pembelajaran.
Jika siswa memiliki motivasi belajar rendah otomatis dia tidak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Menerima materi dengan asal-asalan bahkan untuk menyelesaikan tugas juga pasti tidak maksimal.
Bahkan fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah melonjaknya jumlah anak putus sekolah bukan karena faktor ekonomi, melainkan karena motivasi belajarnya yang rendah. Jumlah anak jalanan pun juga semakin banyak dikarenakan banyak anak dengan motivasi belajar yang rendah yang putus sekolah dan memilih menjadi anggota punk.
Jika dari proses menerima pembelajaran dan penyelesaian tugas saja sudah setengah hati atau bahkan seadanya saja, maka bisa dipastikan hasil yang didapat oleh siswa tersebut juga kurang memuaskan. Bahkan jika motivasi belajar yang kurang ini dibiarkan, maka pasti akan menimbulkan permasalahan juga konflik pada peserta didik tersebut.
 Salah satu strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan pemberian reinforcement atau penguatan melalui layanan bimbingan dan konseling.
 Menurut Moh. Uzer Usman penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Â
Menurut teori yang disampaikan oleh Hasibuan (2012:58) mengungkapkan tujuan penguatan atau reinforcement adalah:
- Meningkatkan perhatian siswa
- Melancarkan proses belajar
- Membangkitkan dan mempertahankan motivasi
- Mengontrol sikap yang mengganggu kearah tingkah laku belajar yang produktif
- Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar
- Mengarahkan kepada cara berpikir yang baik dan inisiatif pribadi
Sedangkan menurut Mulyasa ada tiga tujuan pemberian penguatan yaitu:
- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
- Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
- Meningkatkan kegiatan belajar dan membina prilaku laku yang produktif.
Mengingat pentingnya pemberian reinforcement untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka penulis melakukan penelitian akan hal tersebut. Â Penelitian ini dilakukan di SMK Al Kaaffah Kepanjen.
Sebelum penelitian ini dilakukan, penulis melakukan pengambilan data yang diperoleh dari wali kelas, diperoleh penjelasan bahwa masih ada beberapa siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang baik. Selain itu siswa juga masih memiliki keaktifan yang rendah dalam mengikuti pembelajaran.
Banyak siswa yang bergurau sendiri, melamun dan mengantuk serta tidak mengumpulkan tugas tepat waktu bahkan banyak juga yang tidak mengumpulkan tugas. Dengan didasarkan informasi melalui kegiatan observasi dan wawancara kepada guru dan wali kelas, maka dilakukan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa.
Usaha tersebut dilakukan dengan memberikan reinforcement kepada siswa sebagai langkah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan konseling kelompok.
Penelitian menggunakan 2 siklus, yang mana di setia[ siklus ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu:
- Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
- Tindakan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model Groub Investigation.
- Pengamatan, Mengisi lembar pengamatan yang sudah disediakan.
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Pemberian tindakan pada penelitian ini adalah melalui konseling kelompok. Dimana pada saat proses konseling berlangsung, guru BK mempersilahkan siswa untuk menyampaikan pendapat dan memberikan tanggapan.
Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan tanya jawab secara lisan dan setiap siswa yang mengacungkan tangan, menjawab atau memberikan pendapat, segera diberikan reinforcement berupa: Penguatan verbal (baik, bagus, hebat sekali, good, oke), penguatan berupa mimic dan Gerakan badan (senyum, ceria, acungan jempol), penguatan berupa symbol atau benda (makanan dan hadiah), penguatan berupa kegiatan yang menyenangkan (cerita dan menyanyi). Intensitas pemberian reinforcement juga sangat sering dan bervariasi.
Dari pemberian tindakan yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa ada peningkatan  motivasi belajar siswa saat  pemberian reinforcement pada tindakan siklus 1. Setelah dilakukan tambahan reinforcement pada tindakan di siklus 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar pada siswa. Dari sebelumnya ada 40% siswa masuk dalam kategori kurang motivasi, lalu berubah kategori cukup motivasinya.
Sehingga bisa dikatakan bahwa pemberian reinforcement cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini tentunya dengan catatan bahwa tindakan yang diberikan berupa reinforcement, harus dilakukan berulang kali dan sesering mungkin. Disamping itu wujud respon pemberian reinforcement juga harus bervariasi dan disesuaikan dengan tindakan positif yang muncul dari siswa tersebut. (SM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H