Mohon tunggu...
Siti Nuraini
Siti Nuraini Mohon Tunggu... Diplomat - Hanya seorang hamba

Baru belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Siena Baumann

30 September 2019   16:29 Diperbarui: 30 September 2019   16:40 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku percaya denganmu," dia mendeham, "dan aku berikan dua bulan untukmu dalam menyelesaikannya."

"Ini sangat mudah," kataku.

Ulang tahunku sebentar lagi. Hari ini aku sudah mengulannya hampir beberapa kali. Apakah hari ulang tahunku kali ini akan menjadi hari ulang tahun terburuk yang akan aku alami? Aku tidak ingin berkata seperti ini, karena aku memang sedang diuji sangat keras oleh-Nya. Dua tahun yang lalu... Aku merasa berbeda dengan apa yang aku rasakan saat ini. Saat itu, aku cukup terkenal. Aku tidak perlu berbohong untuk menemukan kebahagiaanku.

 Aku tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain. Aku berjalan dengan siapa diriku dan aku menerima itu apa adanya. Siena, perempuan yang kucintai tidak tahu akan ini. Siena yang indah. Wajahnya tunduk dengan mata jernih yang berusaha ia sembunyikan dariku. Aku tidak lagi seekor singa. Aku hanya seekor anjing penjaga yang tidak pernah diberi makan. Aku sangat kurus dan sakit-sakitan. Karena kamu, aku jadi menghindar dari orang yang selama ini aku cari di dalam hidupku..., dan ternyata ketika aku menemukannya, wajahku tidak utuh lagi seperti dulu. Aku sangat khawatir kau akan membenciku, karena aku tidak lagi berwujud seperti manusia...

***

Dua bulan berlalu. Aku masih ketakutan. Kepalaku dipenuhi kebodohan yang kian menjadi-jadi. Aku berpikir tentang sesuatu yang menyulitkan diriku sendiri. Namun, kau tahu, satu-satunya alasan kenapa kamu masih hidup adalah Tuhan ingin membenarkan otakmu... Tidak sepertiku. Penghayal saat SMA, bahkan aku tidak pernah takut tersenyum kepada siapapun. Aku tidak pernah malu untuk tersenyum pada Siena dan mengingatkannya, bahwa cintaku masih untuknya. Aku tidak pernah berubah, walaupun aku tidak seperti manusia lagi. Aku anjing yang kelaparan dan sangat kurus...

"Kamu bisa melewati ini," dia mendeham, "aku percaya padamu..."

Dentuman besar menghancurkan tubuhku. Aku tersiksa di dalam jiwa yang mati. Aku memberontak dan kuyakin tidak ada yang mendengarkanku. Aku marah di dalam diriku, tetapi tangisku malah membuat orang tertawa melihatku. Ini permainan yang paling tidak kusuka di dalam hidupku. Ketika aku menemukan Siena bingung untuk pertama kalinya dan membuatnya berhenti berharap padaku. Dia pacaran dengan orang lain, di kala aku terjebak di dalam ruangan gelap dan lembab ini. Apakah aku menitipkan dosa untuk diriku sendiri sehingga aku tidak yakin tentnag apa yang kuhadapi saat ini?

"Kamu bisa melewati ini," katanya lagi...

"Aku percaya padamu...," lanjutnya.

Sesuatu yang paling aku takutkan adalah ketika aku harus sendiri... Aku bertiak, tetapi tidak ada kesempatan sekali saja yang datang kepadaku untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi... Siena, apakah kau masih mencintaiku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun