Aku mengkhawatirkanmu, Cintaku...Â
Namun, bintang dan bulan tidak pernah berhenti mencibirku, bahwa kau terlalu sempurna untukku...Â
Kau cantik, dan kuharap kau mengetahui itu, sebelum kuberi tau kau, kalau aku tidak akan selamanya hidup. Aku akhirnya didiagnosa mengidap Leukemia. Benar katamu. Karena aku terlalu mengharapkanmu, dadaku selalu terasa terhimpit. Namun, penyakit ini bukan salahmu.
Ini tidak adil, bukan? Tapi tenang saja... Ini bisa kuatasi.Â
Tapi... Jangan nangis...Â
Tangismu adalah kesedihanku. Bahkan orang tua kita pernah bilang, kalau kau tidak boleh menangis, karena kemalangan orang lain.Â
Yang perlu kamu ketahui adalah aku membutuhkahmu di saat-saat terakhir seperti saat ini... Aku mencintaimu, Viola, sangat... Dan kamu harus terus yakin dan percaya dengan perasaan ini, karena aku memberikan cintaku padamu seorang saja. Sejak aku mengenalmu... Aku mulai mencintaimu...Â
Doni, tetangga menyebalkanmu"
[...]
***
Doni dimakamkan hari ini. Aku meringkuk di dalam pelukan Ayah yang gemetar. Doni... Kau sungguh malang... Dan, aku...Â