Selain hal-hal tersebut seorang santri di Indonesia juga sudah banyak yang terjun langsung dalam membantu para pemerintah untuk menanggulangi masalah di Indonesia. Salah satunya adalah membantu para pemerintah Indonesia untuk menyalurkan bantuan kepada rakyat kurang mampu, para korban bencana alam, dll.Â
Selain membantu secara langsung ada juga yang secara tak langsung seperti sekrang banyak sekali seorang santri yang membuka lapangan usaha yang itu secara tidak langsung dapat membantu menurunkan angka penganngguran di Indonesia.Â
Serta banyak sekali santri yang membuka sekoalh atau taman pendidikan secara gratis untuk para anak anak yang kurang mampu yang tidak dapat bersekolah seperti semestinya. Hal ini membuat santri bisa disebut sebagai anggota penggerak bangsa di segala aspek.
Santri juga rata rata mempunyai akhlak yang baik dan berbudi luhur, maka dari itu dalam memimpin bangsa atau menggerakkan suatu sistem baik di dalam maupun di luar negara akan berjalanan dengan baik dan benar karna nyambung dalam perbuatan etika memimpin.Â
Karna dalam memimpin suatu membutuhkan sebuah keadilan agar dapat berjalanan sesuai dengan yang di rencanakan sebab etika dalam memimpin itu yang paling utama untuk mencapai sesuatu.
Bicara perencanaan tentu dalam sebuah kepemimpinan atau pergerakkan bangsa butuh sebuah perencanaan karna kepemimpinan itu termasuk dalam organisasi yang membuat karakter human relation itu muncul, membuat kepribadian semakin membentuk etika dalam sebuah kepemimpinan.
Kesimpulan dari artikel di atas adalah seorang santri dapat menjadi pergerakkan bangsa dalam maupun luar negara Indonesia bukan soal kita bisa jadi pemimpin tapi dapat mengembangkan pendidikan di Indonesia yang notaben nya belum berkembang secara merata dan berkualitas.Â
Tetapi ketika santri ingin menjadi seorang pemimpin maka yang di butuhkan adalah etika dalam memimpin karna itu yang membuat suatu kegiatan akan di pandang dengan baik oleh orang lain.
Demikian artikel yang saya buat, bila ada salah dalam penulisan kata maupun ejaan, kurang lebihnya mohon maaf.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H