1. Pengertian Beban Kerja
Gopher dan Doncin (dalam Suradi, 2023:30) mengartikan beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul akibat adanya keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi. Saat menghadapi suatu tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut pada suatu tingkat tertentu. Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut menghambat/menghalangi tercapainya hasil kerja pada tingkat yang diharapkan, berarti telah terjadi kesenjangan antara tingkat kemampuan yang diharapkan dengan kapasitas yang dimiliki. Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam kinerja (performance failures).
O'Donnell dan Eggemeier (dalam Suradi, 2023:30) menjelaskan definisi yang selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Gopher dan Doncin. Keduanya mengemukakan bahwa istilah beban kerja merujuk kepada "seberapa besar dari kapasitas pekerja yang jumlahnya terbatas, yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan".
Menurut Menpan (dalam Suradi, 2023:32) beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Suwatno (dalam Susanti et al., 2023:172) beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisa beban kerja, atau teknik manajemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa beban kerja adalah suatu tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh seorang karyawan terhadap pekerjaan yang telah diberikan oleh atasan kepadanya dengan diberikan batas waktu untuk menyelesaikannya.
2. Indikator Beban Kerja
Menurut Suci R. Mar'ih Koesmowidjojo (dalam Dilla, 2020:5) indikator beban kerja terdiri dari :
- Penggunaan waktu kerja
Waktu kerja yang sesuai dengan SOP tentunya akan meminimalisir beban kerja karyawan. Namun, ada kalanya suatu organisasi tidak memiliki SOP atau tidak konsisten dalam melaksanakan SOP, penggunaan waktu kerja yang diperluukan pada karyawan cenderung berlebihan atau sangat sempit.
- Target yang harus dicapai
Tenaga kerja yang ditetapkan oleh sebuah organisasi tentunya secara langsung akan memengaruhi beban kerja yang diterima oleh karyawan. Semakin sempit waktu yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau tidak seimbangnya antara waktu penyelesaian target pelaksanaan dan volume kerja yang diberikann, akan semakin besar beban kerja yang diterima dan dirahasiakan oleh karyawan.
- Kondisi pekerjaan
Kondisi pekerjaan yang dimaksud ialah bagaimana seorang pegawai memahami pekerjaan tersebut dengan baik.
1. Pengertian Komunikasi
Dalam Marwansyah (2019:321) komunikasi adalah pertukaran pesan antar-manusia dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang sama. Komunikasi juga merupakan proses yang digunakan untuk mendapatkan makna atau pemahaman melalui pemindahan pesan-pesan simbolik.
Dalam Deddy (2005:1) kegagalan dalam berkomunikasi sering menimbulkan kesalahpahaman, kerugian, dan bahkan malapetaka. Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat lembaga, komunitas, dan bahkan negara. Deena (dalam Deddy, 2005:3) mendefinisikan komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal maupun nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.
Menurut Andrea (dalam Deddy, 2005:3) komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau bentuk nonverbal (nonkata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama.
Menurut Yosal (2018:6) secara sederhana biasanya komunikasi dijelaskan sebagai proses penyampaian pesan dari penyampai pesan (komunikator) kepada komunikan (penerima pesan) dengan tujuan tertentu. Hovland (dalam Yosal, 2018:6) mendefinisikan communication is the process by which an individual transmit stimulus (usually verbal symbols) to modify the behavior of another individuals.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, informasi dan gagasan dari satu orang kepada orang lain atau dari satu kelompok kepada kelompok lain yang menjadi suatu jalan dalam menciptakan hubungan satu sama lain.
2. Indikator Komunikasi
Menurut Sutardji (dalam Sutarjo dkk, 2022:748) terdapat beberapa indikator-indikator komunikasi yang efektif, yaitu sebagai berikut:
- Pemahaman
Kemampuan untuk memahami pesan dengan cermat yang dimaksud oleh komunikator. Tujuan komunikasi adalah terjadinya pemahaman bersama, dan untuk mencapai tujuan itu maka seorang komunikator maupun komunikasi harus saling memahami fungsinya masing-masing. Komunikator dapat menyampaikan pesan sementara komunikan dapat menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
- Kesenangan
Jika proses komunikasi itu selain menyampaikan informasi dengan sukses, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan antara kedua belah pihak. Suasana yang lebih santai dan menyenangkan akan lebih enak dalam berinteraksi dibandingkan dengan suasana yang tegang. Karena komunikasi bersifat fleksibel dengan adanya suasana seperti itu, maka kesan yang menarik akan muncul.
- Pengaruh pada sikap
Tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap apabila berkomunikasi dengan orang lain kemudian terjadi perubahan pada perilakunya dalam hal ini dapat dikatakan komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan dalam sikap seseorang, maka komunikasi yang dilakukan tersebut tidak efektif.
- Hubungan yang makin baik
Bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Seringkali jika orang memiliki persepsi yang sama, kesamaan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjalin dengan baik.
- Tindakan
Komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat adanya perubahan sebuah tindakan terhadap komunikan maupun komunikator.
1. Pengertian Konflik Kerja
Dalam Marwansyah (2019:302) konflik adalah ketidaksesuaian atau perbedaan antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pendapat lain mengatakan bahwa konflik terjadi bila seseorang atau satu kelompok mempunyai dua atau lebih kebutuhan/ keinginan yang tak dapat dipenuhi secara bersamaan.
Menurut Robbins dan Judges (dalam Marwansyah, 2019:303) mengatakan bahwa sangat tepat untuk megatakan bahwa terdapat 'konflik' tentang peran konflik di dalam kelompok dan organisasi. Menurut Marwansyah (2019:303) ada mazhab pemikiran yang mengatakan bahwa konflik harus dihindari, konflik mengindikasikan terjadinya satu kesalahan fungsi di dalam kelompok.
Menurut Mangkunegara (2007:155) konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya.
Menurut Hasibuan (2020:199) konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Konflik akan menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan frustasi jika tidak dapat diselesaikan.
Menurut Zainal, dkk (2009:718) konflik kerja adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik kerja merupakan suatu pertikaian yang muncul ketika terjadi perbedaan pendapat, perdebatan, perbedaan tujuan, perbedaan kebutuhan, perdebaan keinginan dll. Kesalahpahaman yang disebabkan kurangnya komunikasi juga akan menimbulkan konflik.
2. Indikator Konflik Kerja
Menurut Rivai (2016:999) indikator konflik kerja terdiri dari:
- Konflik dalam diri seseorang
Konflik dalam diri seseorang umumnya terjadi karena seseorang berhadapan dengan tujuan yang bertentangan.
- Konflik antar individu
Konflik antar individu pada umumnya dipicu oleh adanya perbedaan mengenai suatu permasalahan dan sebuah tujuan, dimana hasil dan keputusan bersama dinilai sangat menentukan.
- Konflik antar anggota kelompok
Konflik dalam kelompok dapat bersifat afektif atau subtantif. Konflik afektif adalah konflik yang timbul karena adanya tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu. Sedangkan konflik subtantif adalah konflik yang terjadi karena perbedaan latar belakang keahlian.
- Konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok umumnya terjadi karena masing-masing kelompok terlalu mengutamakan kepentingan atau tujuan kelompoknya sendiri.
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2007:117) mengemukakan bahwa "job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work". (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja). Wexley dan Yuki (dalam Mangkunegara, 2007:117) mendefinisikan kepuasan kerja "is the way an employee feels about his or her job". (Adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya).
Mangkunegara (2007:117) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan. Menurut Mangkunegara (2007:117) pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.
Menurut Hasibuan (2020:202) kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah sebuah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
Dalam Zainal, dkk (2009:620) menyebutkan bahwa kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan derajat perasaan seseorang, baik positif maupun negatif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja menunjukkan sikap berdasarkan penilaian pekerjaan terhadap berbagai aspek dari tugas-tugas, situasi kerja, serta hubungan antar pekerja. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktifitas suatu organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari munculnya masalah-masalah dalam organisasi.
2. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Afandi (dalam Ayunasrah dkk, 2022:6) indikator kepuasan kerja meliputi:
- Pekerjaan, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.
- Upah, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan adil.
- Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Ini berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
- Pengawas, yaitu seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja.
- Rekan Kerja, yaitu seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H