Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik kerja merupakan suatu pertikaian yang muncul ketika terjadi perbedaan pendapat, perdebatan, perbedaan tujuan, perbedaan kebutuhan, perdebaan keinginan dll. Kesalahpahaman yang disebabkan kurangnya komunikasi juga akan menimbulkan konflik.
2. Indikator Konflik Kerja
Menurut Rivai (2016:999) indikator konflik kerja terdiri dari:
- Konflik dalam diri seseorang
Konflik dalam diri seseorang umumnya terjadi karena seseorang berhadapan dengan tujuan yang bertentangan.
- Konflik antar individu
Konflik antar individu pada umumnya dipicu oleh adanya perbedaan mengenai suatu permasalahan dan sebuah tujuan, dimana hasil dan keputusan bersama dinilai sangat menentukan.
- Konflik antar anggota kelompok
Konflik dalam kelompok dapat bersifat afektif atau subtantif. Konflik afektif adalah konflik yang timbul karena adanya tanggapan emosional terhadap suatu situasi tertentu. Sedangkan konflik subtantif adalah konflik yang terjadi karena perbedaan latar belakang keahlian.
- Konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok umumnya terjadi karena masing-masing kelompok terlalu mengutamakan kepentingan atau tujuan kelompoknya sendiri.
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2007:117) mengemukakan bahwa "job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work". (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja). Wexley dan Yuki (dalam Mangkunegara, 2007:117) mendefinisikan kepuasan kerja "is the way an employee feels about his or her job". (Adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya).
Mangkunegara (2007:117) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan. Menurut Mangkunegara (2007:117) pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.