Pagi buta sang istri berjibaku dengan perlengkapan dapur
Sore hari mendampingi buah hati dalam memahami materi sekolah hari tadiÂ
Tak lupa melayani sang suami
Jangan ditanya lelahnya raga sang istri
Tapi dilupakan demi sang suami dan buah hati
Pagi buta sang suami pergi mencari rezeki
Sore hari sudah kehabisan energi
Sampai rumah waktunya bermanja dengan kasur, hape dan kopi
Jangan ditanya lelahnya raga sang suami
Tapi dilupakan demi kewajiban sebagai pemimpin kelurga yang menginspirasi
Selalu pola yang sama berulang
Lama-lama membuncah dan mengguncang
Perasaan marah dan kesal si nyonya besar
Karena semua dianggap sebagai beban
Perasaan tak dihargai dan marah si tuan besar
Karena semua menganggap dia tak layak jadi panutan
Andai sang suami mau mengisi energi sang istri
Tentu masalah kan lekas teratasi
Karena jika sang istri bahagia
Rumah tangga akan terasa tentram laksana surga
Namun nyatanya
Suami masa kini hanya ingin di mengerti
Tanpa mau sedikit usaha untuk menyenangkan sang istri
Akibatnya neraka di rumah yang terjadi
Dan lagi lagi anak yang menjadi saksi
Betapa belum dewasanya pribadi yang mengatasnamakan suamiÂ
Andai sang istri melakukan kewajiban bukan sebagai beban
Tentu semua pekerjaan kan terasa ringan
Namun nyatanya
Istri  masa kini mudah kehabisan energi
Sehingga mudah lelah dan emosi
Akibatnya neraka di rumah yang terjadi
Dan lagi lagi anak yang menjadi saksi
Betapa rentan dan rapuhnya pribadi  yang mengatasnamakan istri
Padahal kuncinya ada di kata saling
Bahwa lelah itu pasti
Kebutuhan di validasi juga perlu
Bisa berdampingan jika saling memahami
Bisa diselesaikan jika saling komunikasi
Bisa diatasi jika saling menghargai
Saling itu yang bekerja harus dari kedua belah pihak
Jika hanya salah satu yang bekerja namanya bukan saling tapi paling
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H