Dua Malam lalu
Riuh ku dengar suara anak setengah dewasa beradu kata dengan lelaki tua
Melontarkan kata-kata yang tajam
Diakhiri dengan dentaman pintu rumah
Malam lalu
Ternyata sama
Bising suara saling melempar umpatan kata
Ingin ku ambil langkah mendekat
Urung ku lakukan
Terdengar suara anak setengah dewasa berteriak keras
Lalu pergi
Malam ini
Kenapa tampak sepi?
Kemana orang-orang yang biasa bergaduh di tengah malam buta?
Kemana anak setengah dewasa itu?
Apakah dia benar-benar pergi ?
Senja ini kudapati si anak setengah dewasa tengah menjemur pakaian
Raut wajah tampak seperti habis menangis semalaman
Tangan kanan menjulur seraya mengucapkan salam padaku
Sangat takzim
Ku tepuk pundaknya yang dipaksa membawa beban beratÂ
Walau usia belum genap empat belas
Sudah kehilangan manusia yang memiliki telapak kaki surga
Anak setengah dewasa itu hanya ingin di dengar
Orang dewasa di sekitarnya terlalu sibuk mengejar dunia
Sampai lupa ada nyawa yang harus di sapa
Membiarkan ia menangis sampai puas
Agar raga dan jiwa tak mencari pelarian ke ranah dosa
Anak setengah dewasa hanya butuh di sayang
Diperlakukan layaknya anak seumuran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H