Mohon tunggu...
Siti Zubaidah
Siti Zubaidah Mohon Tunggu... Guru - Long Life Learner

Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelah Rumah

11 Juni 2023   20:58 Diperbarui: 11 Juni 2023   21:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua Malam lalu

Riuh ku dengar suara anak setengah dewasa beradu kata dengan lelaki tua

Melontarkan kata-kata yang tajam

Diakhiri dengan dentaman pintu rumah

Malam lalu

Ternyata sama

Bising suara saling melempar umpatan kata

Ingin ku ambil langkah mendekat

Urung ku lakukan

Terdengar suara anak setengah dewasa berteriak keras

Lalu pergi

Malam ini

Kenapa tampak sepi?

Kemana orang-orang yang biasa bergaduh di tengah malam buta?

Kemana anak setengah dewasa itu?

Apakah dia benar-benar pergi ?

Senja ini kudapati si anak setengah dewasa tengah menjemur pakaian

Raut wajah tampak seperti habis menangis semalaman

Tangan kanan menjulur seraya mengucapkan salam padaku

Sangat takzim

Ku tepuk pundaknya yang dipaksa membawa beban berat 

Walau usia belum genap empat belas

Sudah kehilangan manusia yang memiliki telapak kaki surga

Anak setengah dewasa itu hanya ingin di dengar

Orang dewasa di sekitarnya terlalu sibuk mengejar dunia

Sampai lupa ada nyawa yang harus di sapa

Membiarkan ia menangis sampai puas

Agar raga dan jiwa tak mencari pelarian ke ranah dosa

Anak setengah dewasa hanya butuh di sayang

Diperlakukan layaknya anak seumuran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun