Meskipun konsep eudaimonia berasal dari zaman kuno, namun tetap relevan hingga saat ini. Dalam dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, konsep ini menawarkan alternatif yang menarik dari pandangan hedonistik yang sering kali mendominasi. Eudaimonia mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya tentang kesenangan materi atau status sosial, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, hubungan yang berarti, dan kontribusi terhadap masyarakat.
Ini bukan sekadar perasaan senang atau puas, melainkan suatu kondisi hidup yang bermakna, memuaskan, dan penuh dengan keberhasilan dalam mengembangkan potensi diri. Eudaimonia dicapai melalui tindakan yang baik dan pengembangan virtue atau kebaikan moral.
Eudaimonia bukan sekadar kata asing, melainkan sebuah undangan untuk menjalani hidup yang lebih kaya makna. Konsep ini mendorong kita untuk terus bertumbuh, menggali potensi diri, dan menemukan tujuan hidup yang lebih besar. Dengan mengejar eudaimonia, kita tidak hanya sekadar bahagia, tetapi juga mengalami transformasi pribadi yang mendalam. Kita menjadi manusia yang lebih bijaksana, lebih empati, dan lebih berkontribusi terhadap dunia."
Hubungan Eudaimonia dengan Syukur
Syukur adalah salah satu virtue yang sangat penting dalam mencapai eudaimonia. Ketika kita bersyukur, kita mengakui kebaikan yang kita terima dan menghargai segala sesuatu yang ada dalam hidup kita. Ini membantu kita untuk:
Mengakui Keberuntungan
Syukur mengajak kita untuk menyadari bahwa banyak hal dalam hidup ini adalah anugerah yang tak terduga. Kesehatan yang baik, keluarga yang menyayangi, pekerjaan yang memuaskan, dan kesempatan untuk belajar hal-hal baru---semuanya adalah bentuk keberuntungan. Dengan mengakui keberuntungan ini, kita merasa lebih rendah hati dan menghargai setiap momen yang kita miliki. Misalnya, ketika kita sembuh dari sakit, kita menyadari betapa berharganya kesehatan, atau ketika kita mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion kita, kita bersyukur atas kesempatan yang diberikan.
Menghindari Perbandingan
Perbandingan seringkali menjadi sumber ketidakpuasan. Namun, dengan bersyukur, kita lebih fokus pada apa yang telah kita capai daripada membandingkan diri dengan orang lain. Bayangkan seorang seniman yang bersyukur atas bakatnya dan proses kreatifnya. Ia tidak merasa iri dengan kesuksesan seniman lain, melainkan terinspirasi untuk terus mengembangkan karya-karyanya.
Meningkatkan Kepuasan Hidup
Syukur adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan hidup. Ketika kita fokus pada hal-hal positif yang kita miliki, kita cenderung merasa lebih bahagia dan puas. Misalnya, seseorang yang bersyukur atas makanan yang ada di meja makannya akan lebih menikmati setiap suapan, daripada terus mengeluh karena menginginkan makanan yang lebih mewah.