Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelajaran: Syukur untuk Eudaimonia

24 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 24 Januari 2025   14:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun konsep eudaimonia berasal dari zaman kuno, namun tetap relevan hingga saat ini. Dalam dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, konsep ini menawarkan alternatif yang menarik dari pandangan hedonistik yang sering kali mendominasi. Eudaimonia mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya tentang kesenangan materi atau status sosial, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi, hubungan yang berarti, dan kontribusi terhadap masyarakat.

Ini bukan sekadar perasaan senang atau puas, melainkan suatu kondisi hidup yang bermakna, memuaskan, dan penuh dengan keberhasilan dalam mengembangkan potensi diri. Eudaimonia dicapai melalui tindakan yang baik dan pengembangan virtue atau kebaikan moral.

Eudaimonia bukan sekadar kata asing, melainkan sebuah undangan untuk menjalani hidup yang lebih kaya makna. Konsep ini mendorong kita untuk terus bertumbuh, menggali potensi diri, dan menemukan tujuan hidup yang lebih besar. Dengan mengejar eudaimonia, kita tidak hanya sekadar bahagia, tetapi juga mengalami transformasi pribadi yang mendalam. Kita menjadi manusia yang lebih bijaksana, lebih empati, dan lebih berkontribusi terhadap dunia."

Hubungan Eudaimonia dengan Syukur

Syukur adalah salah satu virtue yang sangat penting dalam mencapai eudaimonia. Ketika kita bersyukur, kita mengakui kebaikan yang kita terima dan menghargai segala sesuatu yang ada dalam hidup kita. Ini membantu kita untuk:

Mengakui Keberuntungan

Syukur mengajak kita untuk menyadari bahwa banyak hal dalam hidup ini adalah anugerah yang tak terduga. Kesehatan yang baik, keluarga yang menyayangi, pekerjaan yang memuaskan, dan kesempatan untuk belajar hal-hal baru---semuanya adalah bentuk keberuntungan. Dengan mengakui keberuntungan ini, kita merasa lebih rendah hati dan menghargai setiap momen yang kita miliki. Misalnya, ketika kita sembuh dari sakit, kita menyadari betapa berharganya kesehatan, atau ketika kita mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion kita, kita bersyukur atas kesempatan yang diberikan.

Menghindari Perbandingan

Perbandingan seringkali menjadi sumber ketidakpuasan. Namun, dengan bersyukur, kita lebih fokus pada apa yang telah kita capai daripada membandingkan diri dengan orang lain. Bayangkan seorang seniman yang bersyukur atas bakatnya dan proses kreatifnya. Ia tidak merasa iri dengan kesuksesan seniman lain, melainkan terinspirasi untuk terus mengembangkan karya-karyanya.

Meningkatkan Kepuasan Hidup

Syukur adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan hidup. Ketika kita fokus pada hal-hal positif yang kita miliki, kita cenderung merasa lebih bahagia dan puas. Misalnya, seseorang yang bersyukur atas makanan yang ada di meja makannya akan lebih menikmati setiap suapan, daripada terus mengeluh karena menginginkan makanan yang lebih mewah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun