Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panaptikon di Era Digital: Mata yang Tak Terlihat

26 September 2024   08:01 Diperbarui: 26 September 2024   13:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Panoptikon di Era Digital: Mata yang Tak Terlihat, Kekuasaan yang Tak Terbatas?

Konsep Panoptikon?

"Modus baru memperoleh kekuatan pikiran atas pikiran." (Jeremy Bentham)

Konsep panoptikon, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jeremy Bentham, filsuf Inggris abad ke-18 yang menggambarkan sebuah bangunan penjara di mana para tahanan dapat diawasi secara terus-menerus tanpa mereka sadari. Bangunan ini memiliki struktur unik yang dirancang untuk menciptakan pengawasan dan kontrol total terhadap para tahanan. Struktur panoptikon tersebut 

  • Bangunan panoptikon berbentuk lingkaran dengan kamar-kamar sel yang menghadap ke tengah.

  • Di tengah bangunan, terdapat menara pengawas yang dikelilingi oleh cermin atau kaca dua arah.

  • Tahanan tidak dapat melihat penjaga dari sel mereka, namun mereka selalu merasa diawasi karena tidak tahu kapan mereka sedang diamati.

Tujuan panaptikon dalam lensa Bentham difungsikan dalam mencegah pelanggaran, efesiensi, dan rehabilitasi.

Relasi struktur dengan tujuan yaitu  pengawas berada di menara pusat, sementara para tahanan berada di sel-sel yang mengelilingi menara. Meskipun para tahanan tidak selalu diawasi secara langsung, mereka akan selalu merasa diawasi, sehingga mereka akan cenderung berperilaku baik.

Meski Bentham tampaknya yang pertama tentang ide panaptikon, tetapi salah satu tokoh yang paling sering dikaitkan dengan konsep panoptikon adalah Michel Foucault. Filsuf asal Prancis ini mengembangkan ide Bentham tentang panoptikon dalam bukunya yang sangat berpengaruh, "Discipline and Punish: The Birth of the Prison". Foucault melampaui pemahaman panoptikon sebagai sekadar bangunan penjara, melainkan sebagai metafora untuk berbagai bentuk pengawasan dan pengendalian sosial yang terjadi di masyarakat modern.

Dalam Foucault, M. (1975). Discipline and Punish: The Birth of the Prison,  Foucault memberikan analisis mendalam tentang bagaimana panoptikon menjadi model untuk berbagai institusi modern, dari sekolah hingga pabrik. Ia menunjukkan bagaimana pengawasan yang terus-menerus dapat membentuk perilaku individu dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun