Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetesan Harapan

24 September 2024   05:57 Diperbarui: 24 September 2024   07:57 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi penulis

Tetesan Harapan

Langit kelabu, bumi merana,

Haus menyiksa, jiwa pun merana.

Doa terucap, lirih merintih,

Menanti anugerah, dari Sang Pencipta.

Langit mendung, kelabu membentang,

Matahari tersembunyi, tak menyapa.

Debu beterbangan, kering kerontang,

Tanah retak, haus meronta.

Harapan tercurah, dalam tulusnya doa,

Menanti tetesan, air surgawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun