Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Cerita Persahabatan Azam dan Lele Si Penjaga Rahasia

18 Agustus 2024   12:49 Diperbarui: 18 Agustus 2024   15:10 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: dokumentasi penulis

Di sebuah desa kecil yang tenang, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Azam. Azam sangat menyukai alam. Setiap hari, ia menghabiskan waktu di tepi sungai, mengamati berbagai makhluk hidup yang menghuni air jernih itu. Suatu sore, saat matahari mulai terbenam, Azam melihat sesuatu yang aneh di dalam sungai kecil di belakang rumahnya. Seekor ikan lele dengan ukuran yang cukup besar sedang asyik mengaduk-aduk lumpur.

Dengan hati-hati, Azam mendekati sungai itu. Ia memperhatikan lele tersebut dengan penuh rasa ingin tahu. Lele itu memiliki corak yang unik dan sepasang mata yang seolah-olah bisa berbicara. Sejak saat itu, Azam sering mengunjungi sungai itu dan mengajak lele tersebut bermain. Ia memberi nama lele itu Si Ujang.

Lama-kelamaan, Azam dan Si Ujang menjadi sahabat yang sangat akrab. Si Ujang seakan mengerti setiap kata yang diucapkan oleh Azam. Ketika Azam merasa sedih, Si Ujang akan mendekat dan menggosokkan tubuhnya ke tangan Azam. Sebaliknya, ketika Azam merasa senang, Si Ujang akan melompat-lompat riang di dalam sungai.

Suatu hari, Azam menemukan sebuah peti kayu tua di gudang belakang rumahnya. Peti itu sangat berat dan sulit untuk dibuka. Dengan bantuan Si Ujang, Azam berhasil membuka peti itu. Di dalam peti tersebut, Azam menemukan sebuah buku tua yang berisi tulisan-tulisan misterius. Azam mencoba membaca tulisan itu, tetapi ia tidak mengerti artinya.

Dengan rasa penasaran yang sangat besar, Azam menceritakan penemuannya kepada Si Ujang. Si Ujang mendengarkan dengan saksama. Tiba-tiba, Si Ujang melompat keluar dari sungai dan menggigit ujung buku tua itu. Azam terkejut dan berusaha menarik buku itu kembali. Namun, Si Ujang menariknya lebih kuat.

Buku tua itu robek menjadi dua bagian. Di salah satu bagian, Azam menemukan sebuah peta yang menunjuk ke sebuah gua tersembunyi di belakang bukit. Azam yakin bahwa peta itu pasti berhubungan dengan buku tua tersebut. Tanpa berpikir panjang, Azam mengajak Si Ujang untuk pergi ke gua tersebut.

Sesampainya di gua, Azam dan Si Ujang menemukan banyak sekali harta karun yang tersembunyi di dalamnya. Ada emas, permata, dan berbagai macam benda berharga lainnya. Namun, Azam tidak tertarik pada harta karun itu. Baginya, persahabatannya dengan Si Ujang jauh lebih berharga daripada semua harta di dunia.

Hari demi hari berlalu, Azam dan Si Ujang semakin erat persahabatannya. Mereka menghabiskan waktu bersama di tepi sungai, bermain petak umpet di antara tanaman bakau, atau sekadar duduk berdampingan sambil memandangi langit yang luas.

Suatu ketika, Azam memperhatikan Si Ujang terlihat murung. Biasanya, Si Ujang selalu ceria dan lincah. Namun, kali ini matanya terlihat sayu dan ia sering bersembunyi di balik akar pohon. Khawatir akan sahabatnya, Azam berusaha mendekati Si Ujang.

"Ada apa, Ujang? Kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Azam lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun