Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Cerita Fabel: Berkah Kesabaran pada Petualangan Kati si Ayam Kate

17 Agustus 2024   18:55 Diperbarui: 17 Agustus 2024   19:24 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bapak ibu ingin mengajarkan nilai kehidupan kepada anak, bapak ibu bisa mendongengkan cerita berikut: 

Di sebuah kebun yang asri, hiduplah seekor ayam kate bernama Kati. Bulunya yang indah berwarna merah menyala membuatnya terlihat anggun. Kati dikenal sebagai ayam yang sabar dan baik hati. Ia selalu berusaha membantu teman-temannya. Namun, di kebun itu juga hidup dua ekor musang yang suka membuat onar, yaitu Mura si musang abu-abu dan Muri si musang oranye. Mereka berdua selalu berusaha mencuri makanan dari ayam-ayam dan hewan lainnya.

Suatu hari, Mura dan Muri mengincar jagung milik Kati. Dengan licik, mereka membuat lubang di bawah pagar dan mengambil jagung sebanyak-banyaknya. Kati yang melihat kejadian itu sangat sedih. Ia berusaha mengejar kedua musang itu, namun karena kakinya yang kecil, ia tidak bisa berlari secepat musang.

"Jangan khawatir, Kati," kata Bulan, kelinci putih sahabat Kati. "Kita akan mencari cara untuk menghentikan mereka."

"Iya, Kati," tambah Matahari, kelinci coklat sahabat Kati yang lain. "Kita tidak boleh menyerah."

Kati pun berterima kasih kepada kedua sahabatnya. Mereka bertiga kemudian mengajak Jalu si ayam jago, Kuci si kucing emas, dan Boba si bebek coklat untuk bersama-sama mencari solusi.

"Kita bisa membuat perangkap," usul Jalu.

"Ide bagus!" kata Kuci.

Mereka pun bekerja sama membuat perangkap dari ranting dan tali. Setelah perangkap siap, mereka menyembunyikannya di dekat tempat jagung.

Beberapa hari kemudian, Mura dan Muri kembali datang untuk mencuri jagung. Ketika mereka masuk ke dalam perangkap, mereka langsung berteriak ketakutan. Jalu, Kuci, dan Boba pun segera menangkap mereka.

Kati sangat senang karena jagungnya berhasil diselamatkan. Ia pun berterima kasih kepada teman-temannya.

"Terimakasih kalian semua," kata Kati. "Kalian telah mengajariku untuk tidak mudah menyerah dan selalu berusaha."

Sejak saat itu, Mura dan Muri tidak berani lagi mengganggu Kati dan teman-temannya. Mereka pun berjanji untuk tidak akan mencuri lagi. Kati dan teman-temannya hidup bahagia dan damai di kebun mereka.

Setelah kejadian pencurian jagung, kehidupan di kebun menjadi lebih tenang. Kati dan teman-temannya semakin erat persahabatannya. Mereka sering bermain bersama, berbagi makanan, dan saling membantu. Kati pun semakin dikenal sebagai ayam yang bijaksana dan penyayang.

Suatu hari, datanglah musim kemarau yang panjang. Sumber air di kebun mengering dan makanan semakin sulit ditemukan. Ayam-ayam, kelinci, dan hewan lainnya mulai kelaparan. Kati merasa sedih melihat teman-temannya menderita.

"Bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini?" tanya Kati pada Jalu.

Jalu berpikir sejenak. "Aku pernah mendengar bahwa di hutan sebelah sana ada sebuah mata air yang tidak pernah kering," jawabnya. "Tapi, hutan itu sangat luas dan berbahaya. Banyak binatang buas yang tinggal di sana."

"Kita harus mencoba," kata Kati dengan mantap. "Demi teman-teman kita, kita harus mencari sumber air itu."

Kati, Jalu, Bulan, Matahari, Kuci, dan Boba pun bersiap-siap untuk pergi ke hutan. Mereka membawa bekal secukupnya dan tongkat untuk berjaga-jaga. Perjalanan mereka sangat melelahkan, namun mereka tidak menyerah.

Setelah berjalan berhari-hari, akhirnya mereka menemukan mata air itu. Airnya jernih dan segar. Mereka segera mengisi semua wadah yang mereka bawa.

"Kita berhasil!" seru Kati dengan gembira.

Dengan susah payah, mereka membawa air kembali ke kebun. Semua hewan di kebun sangat senang melihat kedatangan mereka. Mereka pun segera membagikan air kepada semua yang membutuhkan.

Berkat keberanian dan ketulusan hati Kati dan teman-temannya, kebun mereka kembali hidup. Mereka belajar bahwa dengan bekerja sama dan saling membantu, mereka bisa mengatasi segala kesulitan.

Setelah berhasil mengatasi masalah kekeringan, kebun Kati kembali hidup damai. Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suatu pagi, mereka menemukan bahwa tanaman jagung mereka diserang oleh hama ulat bulu yang sangat banyak. Ulat-ulat itu memakan daun jagung hingga habis, sehingga tanaman jagung menjadi layu dan mengering.

Kati dan teman-temannya sangat sedih melihat hasil jerih payah mereka hancur dalam sekejap. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. "Bagaimana kita bisa mengusir ulat-ulat ini?" tanya Bulan dengan khawatir.

"Aku punya ide!" kata Kuci si kucing emas. "Aku pernah mendengar bahwa burung hantu sangat suka memakan ulat. Kita bisa mencoba mengundang burung hantu untuk tinggal di sini."

Ide Kuci langsung disetujui oleh semua. Mereka pun mulai membuat sarang buatan dari ranting dan daun kering di pohon-pohon yang tinggi. Mereka berharap burung hantu akan tertarik untuk tinggal di sana.

Beberapa hari kemudian, keajaiban terjadi. Seekor burung hantu datang dan memutuskan untuk tinggal di sarang buatan mereka. Burung hantu itu mulai berburu ulat-ulat setiap malam. Dalam waktu singkat, populasi ulat-ulat berkurang drastis dan tanaman jagung pun mulai pulih.

Kati dan teman-temannya sangat bersyukur atas bantuan burung hantu. Mereka belajar bahwa alam memiliki cara untuk menyeimbangkan dirinya. Sebagai manusia, tugas kita adalah menjaga alam dan hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya.

Beberapa Pesan moral:

Selain kesabaran ada beberapa pesan moral, di antaranya: 

  • Pentingnya menjaga keseimbangan alam: Setiap makhluk hidup memiliki peran penting dalam ekosistem. Jika salah satu komponen ekosistem terganggu, maka akan berdampak pada seluruh komponen lainnya.

  • Adaptasi: Kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan mencari solusi yang kreatif untuk mengatasi masalah.

  • Pentingnya kerjasama: Dengan bekerja sama, kita bisa mencapai tujuan yang lebih besar dan mengatasi masalah yang lebih sulit.

  • Keberanian: Kita perlu berani menghadapi tantangan dan keluar dari zona nyaman untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.

  • Ketulusan hati: Tindakan yang dilakukan dengan tulus hati akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

  • Kepedulian terhadap sesama: Kita harus peduli terhadap sesama makhluk hidup dan saling membantu dalam kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun