Tempat kerja, yang seharusnya menjadi ruang kolaboratif dan produktif, seringkali menjadi medan pertempuran bagi individu yang merasa tidak aman. Ketidakamanan, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal, dapat memicu perilaku destruktif seperti menjatuhkan orang lain (sabotage) untuk mencapai tujuan pribadi. Kajian antropologi dapat memberikan perspektif yang kaya untuk memahami fenomena ini, dengan fokus pada interaksi sosial, budaya organisasi, dan dinamika kekuasaan yang berperan dalam menciptakan dan memperkuat perilaku menjatuhkan orang lain.
Ada yang mungkin dari rekan kita tidak berani menyampaikan pendapat dan kritik kepada bos atau rekan yang lain di depan tetapi ia berkoar koar dengan berbagai cara untuk menjatuhkannya.Â
Sebelum kita membahas cara menghadapinya, penting untuk memahami terlebih dahulu mengapa seseorang berperilaku demikian. Beberapa alasan yang mungkin mendasari perilaku tersebut seorang rekan kerja antara lain:
-
Insecure: Mereka merasa terancam dengan kemampuan atau prestasi kita.
Ingin menonjol: Mereka berusaha menonjolkan diri dengan menjatuhkan orang lain.
Dendam: Mereka menyimpan dendam terhadap kita karena alasan tertentu.
Permainan politik kantor: Mereka terlibat dalam intrik kantor dan menggunakan kita sebagai sasaran.
faktor lainnya ada faktor ketidakamanan atau insecure yang menjadi akar sebab perilaku menjatuhkan orang lain.Â
Ketidakamanan atau rasa tidak percaya diri seringkali menjadi akar dari perilaku destruktif seperti mencoba menjatuhkan orang lain di tempat kerja. Individu yang merasa tidak aman cenderung melihat keberhasilan orang lain sebagai ancaman terhadap harga diri mereka. Untuk melindungi ego mereka, mereka mungkin melakukan berbagai tindakan negatif, seperti menyebarkan gosip, meremehkan prestasi orang lain, atau bahkan sabotase.
Mengapa Ketidakamanan Memicu Perilaku Negatif?