Peningkatan Akses: Gedung tinggi memberikan akses yang lebih mudah ke berbagai fasilitas dan layanan, seperti transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan.
Pemandangan: Gedung tinggi menawarkan pemandangan kota yang menakjubkan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penghuni dan pengunjung.
Lalu kapan sih pembangunan gedung di Jakarta itu?Â
Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, memiliki sejarah panjang pembangunan gedung yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan ekonomi kota ini. Dari masa kolonial hingga modern, arsitektur gedung di Jakarta telah mengalami transformasi yang signifikan, meninggalkan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Masa Kolonial (abad ke-17 - awal abad ke-20):
 Masa VOC (1602-1799): Periode ini ditandai dengan pembangunan benteng dan bangunan pertahanan, seperti Benteng Batavia (kini Museum Fatahillah) dan Stadhuis (kini Balai Kota). Arsitektur bangunannya cenderung sederhana, dengan pengaruh arsitektur Eropa dan Asia.
Masa Hindia Belanda (1800-1942): Periode ini menandai perkembangan pesat pembangunan gedung di Jakarta. Arsitektur kolonial Belanda yang megah dan monumental mulai mendominasi, seperti Gedung Bank Indonesia, Gedung Kesenian Jakarta, dan Gedung Arsip Nasional.Â
Masa Jepang (1942-1945): Pembangunan gedung di Jakarta terhenti akibat Perang Dunia II. Namun, beberapa bangunan penting seperti Gedung Kementerian Keuangan dan Gedung Kementerian Pertahanan dibangun pada masa ini.
Masa Pasca Kemerdekaan (1945 - sekarang):
 Masa Orde Lama (1945-1966): Pembangunan gedung di Jakarta mengalami stagnasi akibat ketidakstabilan politik. Namun, beberapa bangunan penting seperti Gedung DPR/MPR dan Monumen Nasional (Monas) dibangun pada masa ini.