Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Gedung di Jakarta Nampak Tinggi?

5 Agustus 2024   12:20 Diperbarui: 6 Agustus 2024   16:44 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Cakrawala Jakarta yang sarat gedung pencakar langit.(Sumber: worldpropertychannel.com via kompas.com)

Mentari sore menyinari gedung-gedung pencakar langit Jakarta, menorehkan bayangan panjang di jalanan yang ramai.  

Di sekelilingnya, gedung-gedung tua dengan arsitektur kolonial Belanda masih kokoh berdiri mengingatkan kita pada masa lalu Jakarta yang penuh pesona. 

Sedangkan di sisi lain, gedung-gedung perkantoran modern menjulang tinggi, menandakan Jakarta sebagai pusat bisnis dan ekonomi Indonesia.

Di malam hari, Jakarta bermandikan cahaya lampu. Gedung-gedung pencakar langit yang dihiasi lampu-lampu berwarna-warni, menciptakan pemandangan yang memukau. 

Sepanjang jalan, restoran dan kafe ramai dikunjungi, menawarkan berbagai hidangan lezat dan minuman menyegarkan. Jakarta, kota yang tak pernah tidur, selalu berdenyut dengan kehidupan yang dinamis.

Di balik gemerlapnya, Jakarta menyimpan cerita dan sejarah yang panjang. Gedung-gedung tua dan modern, menjadi saksi bisu perjalanan kota ini, dari masa penjajahan hingga menjadi Ibu Kota negara yang modern. Setiap sudut kota menyimpan cerita dan makna tersendiri, menunggu untuk diungkap dan dinikmati. 

Gedung-gedung di Jakarta memang tinggi-tinggi, ada beberapa alasannya:

Keterbatasan Lahan: Jakarta memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan lahan yang terbatas. Untuk menampung kebutuhan ruang, gedung-gedung dibangun tinggi ke atas.

Meningkatkan Efisiensi: Gedung tinggi memungkinkan untuk membangun lebih banyak ruang di area yang lebih kecil, sehingga lebih efisien dalam penggunaan lahan.

Prestise dan Status: Gedung tinggi seringkali dikaitkan dengan prestise dan status, sehingga banyak perusahaan dan individu yang ingin memiliki kantor atau tempat tinggal di gedung-gedung tinggi.

Peningkatan Akses: Gedung tinggi memberikan akses yang lebih mudah ke berbagai fasilitas dan layanan, seperti transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan.

Pemandangan: Gedung tinggi menawarkan pemandangan kota yang menakjubkan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penghuni dan pengunjung.

Sumber: dokumentasi pribadi penulis 
Sumber: dokumentasi pribadi penulis 

Lalu kapan sih pembangunan gedung di Jakarta itu? 

Jakarta, sebagai ibukota Indonesia, memiliki sejarah panjang pembangunan gedung yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan ekonomi kota ini. Dari masa kolonial hingga modern, arsitektur gedung di Jakarta telah mengalami transformasi yang signifikan, meninggalkan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri.

  1. Masa Kolonial (abad ke-17 - awal abad ke-20):

 Masa VOC (1602-1799): Periode ini ditandai dengan pembangunan benteng dan bangunan pertahanan, seperti Benteng Batavia (kini Museum Fatahillah) dan Stadhuis (kini Balai Kota). Arsitektur bangunannya cenderung sederhana, dengan pengaruh arsitektur Eropa dan Asia.

Masa Hindia Belanda (1800-1942): Periode ini menandai perkembangan pesat pembangunan gedung di Jakarta. Arsitektur kolonial Belanda yang megah dan monumental mulai mendominasi, seperti Gedung Bank Indonesia, Gedung Kesenian Jakarta, dan Gedung Arsip Nasional. 

Masa Jepang (1942-1945): Pembangunan gedung di Jakarta terhenti akibat Perang Dunia II. Namun, beberapa bangunan penting seperti Gedung Kementerian Keuangan dan Gedung Kementerian Pertahanan dibangun pada masa ini.

  1. Masa Pasca Kemerdekaan (1945 - sekarang):

 Masa Orde Lama (1945-1966): Pembangunan gedung di Jakarta mengalami stagnasi akibat ketidakstabilan politik. Namun, beberapa bangunan penting seperti Gedung DPR/MPR dan Monumen Nasional (Monas) dibangun pada masa ini.

 Masa Orde Baru (1966-1998): Periode ini menandai pembangunan gedung yang pesat di Jakarta. Gedung-gedung pencakar langit mulai bermunculan, seperti Wisma Nusantara, Wisma Metropolitan, dan Gedung Bank Central Asia. Arsitektur modern dan fungsional menjadi ciri khas bangunan pada masa ini.

Masa Reformasi (1998 - sekarang): Pembangunan gedung di Jakarta terus berlanjut, dengan fokus pada pembangunan gedung ramah lingkungan dan berkelanjutan. Gedung-gedung hijau seperti Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjadi contohnya.

Sejarah dan contoh tersebut hanya sebagian kecil dari sejarah pembangunan gedung di Jakarta. Masih banyak bangunan penting lainnya yang tidak disebutkan di sini. 

Arsitektur gedung di Jakarta merupakan cerminan dari sejarah dan budaya kota ini.   Pembangunan gedung di Jakarta terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Referensi yang bisa dibaca: 

"Jakarta: Sejarah dan Arsitektur" oleh Edi Sedyawati
"Arsitektur Kolonial di Jakarta" oleh Bambang Eryanto
"Jakarta: Kota Tua dan Modern" oleh Tim Peneliti LIPI 

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun