Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gabut atau Bosan? Penjelasan dan Tipsnya

3 Agustus 2024   13:13 Diperbarui: 3 Agustus 2024   13:15 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gabut" adalah singkatan dari "garing dan bete".  Artinya, kamu merasa bosan, jenuh, dan tidak punya kegiatan yang menarik untuk dilakukan. 

Nah karena gabut terkait dengan rasa bisan. Ada banyak teori tentang kebosanan, dan masing-masing menawarkan perspektif yang berbeda tentang fenomena ini. Berikut beberapa teori utama:

1. Teori Aktivasi Optimal (Optimal Arousal Theory): 

Teori ini menyatakan bahwa manusia memiliki tingkat aktivasi optimal yang mereka inginkan. Kebosanan terjadi ketika tingkat aktivasi seseorang terlalu rendah, sementara kecemasan terjadi ketika terlalu tinggi.  Ketika kita bosan, kita mencari stimulasi untuk meningkatkan tingkat aktivasi kita. Sebaliknya, ketika kita merasa terlalu terbebani, kita mencari cara untuk mengurangi stimulasi.

 Contoh: Seseorang yang bosan di kantor mungkin mencari hiburan seperti bermain game atau berselancar di internet. Seseorang yang merasa kewalahan dengan pekerjaan mungkin mencari ketenangan dengan meditasi atau berjalan-jalan di alam.

2. Teori Kebosanan Berdasarkan Ketidaksesuaian (Boredom-Based Discrepancy Theory):

Teori ini berfokus pada ketidaksesuaian antara harapan dan pengalaman. Kebosanan terjadi ketika pengalaman kita tidak sesuai dengan harapan kita tentang bagaimana seharusnya. Jika kita mengharapkan sesuatu yang menarik dan menantang, tetapi pengalaman kita membosankan dan monoton, kita akan merasa bosan.

 Contoh: Seseorang yang mengharapkan film yang menegangkan mungkin merasa bosan jika film tersebut ternyata membosankan.

3. Teori Kebosanan Berdasarkan Penghindaran (Boredom-Based Avoidance Theory):

Teori ini berpendapat bahwa kebosanan adalah respons terhadap stimulasi yang tidak menyenangkan atau tidak menarik.  Kita cenderung menghindari situasi yang membosankan karena mereka tidak memberikan kepuasan atau makna.

 Contoh: Seseorang yang bosan dengan pekerjaannya mungkin mencari pekerjaan baru atau hobi baru untuk menghindari kebosanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun