Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Etnografer Mengatasi Dilema saat Kerja di Lapangan?

18 Juli 2024   09:08 Diperbarui: 18 Juli 2024   09:11 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Katz yang terbagi pada dua bagian ini mengandung banyak pelajaran terkait dengan dilema etnografer dan tawaran gagasannya dengan beberapa poin bisa tertuang di halaman review ini mengacu pada referensi buku 

From how to why, Jack Katz

On luminous description and causal inference in ethnography (Part I)

On luminous description and causal inference in ethnography (Part 2)

Isu yang diangkat dalam tulisan Katz adalah muncul pada abstrak tulisannya, yaitu dilema yang dialami oleh etnografer membuat transisi dari tugas-tugasnya di fieldwork, untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana (how) kehidupan sosial yang dihasilkan kemudian menjelaskannya secara formal pada pola mengapa (why) yang tampak dari data. Dilema ini tidak dapat dihindarkan, tetapi Katz menawarkan berbagai cara bagaimana etnografer mampu mendeteksinya dengan ketersediaan sumber-sumber yang dihasilkan oleh etnografer. Data yang bagus seringkali implisit terlihat dari kesimpulannya yang dihasilkan oleh etnografer berdasarkan kesimpulan kausal, atau hubungan keduanya.

Tidak mudah memang menghindari dilema tersebut, misalnya ketika kita mengumpulkan data ketika kita pertama melihat 'subjek' atau 'the other' melakukan sesuatu kemudian 'kita/etnografer' atau 'self' mempertanyakan dalam benak kita sendiri " mengapa ia melakukan itu?". Karena situasi seringkali kita tidak mudah secara 'etik' memperoleh jawaban dari the other ketika kita bertanya dalam wawancara "why". Hal ini seringkali pertanyaan "bagaimana?" merupakan cara yang lebih baik untuk memperoleh respon/jawaban yang signifikan untuk sebuah penjelasan. Misalnya tidak etik mempertanyakan: mengapa ia menjadi gay, mengapa ia (gay) menikah, dan mengapa memilih jalan itu?

Katz secara efektif menggambarkan situasi tersebut dan mencoba menjembatani dari bagaimana menjadi mengapa dengan beberapa hal (7 poin)

  1. Secara efektif data memberikan sebuah penjelasan ketika data terkait dengan hal yang membingungkan, hal yang berlawanan atau mustahil.

  2. Data diapresiasi sebagai strategi paling sedikit ada dua cara yang dapat membuat lintasan data dan bernilai secara khusus. Perangkat data mungkin terbagi dalam 2 hal, yaitu di mana setiap data secara eksplisit mendukung pengajuan penjelasan tetapi juga secara implisit meniadakan sebuah penjelasan alternatif utama.

  3. Data yang kaya dan bervariasi membantu mengatur hipotesis yang berlawanan dengan permasalahan dan jawaban yang memenuhi syarat.

  4. Data yang diteliti membuka pikiran ketika ia dapat membentuk kehidupan sosial secara rutin/berkelanjutan yang terabaikan, tersembunyi, dan tak terlihat.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun