Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai Kerjasama pada Pertunjukan Tarekh Pukat dari SDN 1 Lhok Nibong, Aceh Timur

28 Mei 2024   16:24 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Laitinen & Pessi (2014) merujuk filsuf sosial Jerman Andreas Wildt (1999, 217-218), suatu tindakan dapat diidentifikasi sebagai salah satu solidaritas ketika aktor 1) memiliki, bersama dengan penerima, perasaan simpati dan milik bersama, 2) sebagian dimotivasi oleh altruisme, 3) menganggap tindakan itu sebagai kasus membantu di saat kesusahan, 4) menganggap kesusahan sebagai masalah moral,  ketidakadilan, dan sumber kewajiban moral, 5) menyatakan dirinya berkewajiban untuk bertindak membantu, 6) tidak percaya penerima memiliki hak hukum atau moral untuk menuntut dan menerima darinya secara khusus, 7) mengasumsikan bahwa penerima mengevaluasi kesusahan dengan cara yang sama; 8) mengasumsikan bahwa penerima termotivasi untuk meringankan kesusahannya sendiri dan secara aktif berusaha melakukannya; dan 9) mengasumsikan setidaknya kemungkinan situasi analog di mana penerima bertindak, telah bertindak, atau akan bertindak dengan cara analog terhadapnya. 

Solidaritas seperti yang dirujuk dari Richard Rorty oleh Laitinen & Pessi (2014) mengandung nilai kepedulian etis dasar bagi orang lain yang disebut solidaritas moral atau kemanusiaan. Dalam isu kemanusian global, solidaritas menyentuh masalah simpati, altruisme, amal atau penghormatan terhadap hak asasi manusia. Solidaritas tidak hanya dalam skala mikro yang menyentuh perasaan kohesi, kesediaan untuk saling membantu, keyakinan bersama, dan sistem nilai dan norma. 

Pada level makro, solidaritas seluruh umat manusia dapat berupa segala jenis solidaritas (sosial, politik, moral) yang diberikan kepada seluruh umat manusia. Ini bisa berupa masalah solidaritas sosial yang diterapkan pada masyarakat global atau solidaritas universalistik ketika nilai-nilai dan praktik nilai kemudian dipromosikan dan ditransmisikan secara luas melintasi negara bangsa dan sebaliknya solidaritas yang kuat dalam suatu kelompok dapat dengan mudah disertai dengan ketidak solidaritasan dan ketidakadilan terhadap orang luar. 

Namun, jika solidaritas menyentuh keadilan karena cita-cita solidaritas dapat mempengaruhi isi prinsip-prinsip keadilan seperti kata John Rawls maka seperti yang dikatakan oleh Jrgen Habermas maka prinsip solidaritas yang seharusnya adalah menggabungkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan seluruh kelompok. Baginya, solidaritas didasarkan pada wawasan bahwa semua individu harus bertanggung jawab satu sama lain karena sebagai anggota masyarakat yang sama mereka semua memiliki minat yang sama untuk menjaga konteks kehidupan mereka sendiri tetap utuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun