Best Practice
“ALAT PERAGA PERKALIAN ALJABAR BENTUK
(x+a) (x+b)”
Penulis : Siti kamariatun Nisa
Best Practice
Penggunaan Alat Peraga Perkalian Aljabar Bentuk (x+a)(x+b) untuk Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik dalam Perkalian Aljabar pada Materi Persamaan Kuadrat Kelas XI TKRO 2 SMK Negeri 2 Amuntai
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat peraga adalah salah satu sarana dalam mempermudah proses belajar mengajar. Alat peraga memungkinkan untuk meningkatkan efektifitas penyampaian materi khususnya pada materi dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak.
Menurut Sudjana (2009) alat peraga adalah suatu alat yang dapat dilihat oleh mata, didengarkan oleh telinga yang tujuannya agar membantu tenaga pendidik dalam penyampaian materi kepada peserta didik.
Matematika adalah mata pelajaran yang kurang diminati peserta didik pada jenjang sekolah yang lebih tinggi hal tersebut disebabkan sebagian materi pelajaran matematika yang dianggap terlalu abstrak oleh peserta didik dan membutuhkan konsentrasi dan kemampuan berpikir yang tinggi. Oleh karena itu maka menjadi tugas guru untuk dapat menyajikan matematika lebih dapat diterima oleh peserta didik.
Materi aljabar adalah salah satu materi matematika yang memiliki karakteristik abstrak. Sehingga peserta didik kesulitan dalam memahami materi tersebut. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam pembelajaran yaitu salah satunya dengan penggunaan alat peraga yang mampu memvisualisasikan materi tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penggunaan alat peraga perkalian aljabar bentuk (x+a) (x+b) dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam perkalian aljabar pada materi persamaan kuadrat kelas XI TKRO 2 SMK Negeri 2 Amuntai.
C. Manfaat
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikutr :
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam perkalian aljabar pada materi Persamaan Kuadrat.
2. Sebagai bahan referensi guru dalam mengajar dan meningkatkan kemampuan perkalian aljabar peserta didik.
3. Meningkatkan kompetensi guru dalam berinovasi dengan membuat alat peraga matematika.
4. Sebagai masukan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan matematis peserta didik.
II. PELAKSANAAN DALAM PEMBELAJARAN
Alat peraga perkalian aljabar bentuk (x+a) (x+b) dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan tersedia di toko-toko alat tulis seperti styrofoam, karton putih, kertas origami, push pin dan kardus bekas.
Penggunaan alat peraga perkalian aljabar bentuk (x+a) (x+b) adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan konsep perkalian aljabar bentuk (x+a) (x+b) dengan menggunakan alat peraga yang memvisualisasikan materi tersebut dalam bentuk segi empat-segi empat yang mewakili perkalian dua bilangan. Kemudian menjumlahkan segiempat tersebut. Sehingga didapat hasil akhir dari (x+a) (x+b) adalah x2 + (a+b)x + ab.
2. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.
3. Guru membagikan LKPD yang memiliki cara pengerjaan seperti alat peraga dengan nilai a dan b diketahui, dan kertas origami. Guru juga menyediakan gunting dan lem.
4. Guru memberikan informasi cara mengerjakan LKPD
5. Siswa menyelesaikan perkalian aljabar dengan menempelkan kertas origami dengan ukuran sesuai dengan LKPD masing-masing kelompok.
6. Siswa dalam kelompok bergantian mempresentasikan hasil pengerjaan LKPD.
III. HASIL-HASIL PEMBELAJARAN
Berdasarkan hasil observasi/pengamatan yang dilakukan, perubahan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran selain meningkatnya kemapuan perkalian aljabar, terdapat pula peningkatan pada sikap peserta didik selama pembelajaran, yaitu :
1. Meningkatnya minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Peserta didik lebih aktif berpartisipasi dalam belajar.
3. Peserta didik lebih fokus ketika belajar dan berkurang melakukan kegiatan yang bukan merupakan kegitan pembelajaran.
IV. SARAN-SARAN PENULIS
Sebagai bahan pertimbangan terhadap berbagai pihak, berikut saran-saran penulis :
1. Penggunaan alat peraga “Perkalian Aljabar Bentuk (x+a) (x+b) mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam perkalian aljabar dan memberi dampak positif pada sikap belajar peserta didik, sehingga disarankan untuk memberikan pembelajaran bermakna seperti menggunakan alat peraga.
2. Penggunaan alat peraga membutuhkan aktifitas peserta didik secara aktif supaya materi bisa tersampaikan dengan baik, sehingga diharapkan untuk menghindari aktifitas berpusat pada guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H