Sebenarnya apa yang tengah kau cari?
Kebahagiaan?
Ketenangan?
Bukankah semua itu ada pada rukuk dan sujudmu?
Lantas mengapa langkahmu terlalu jauh untuk mencari keduanya?
Bahkan tanpa sadar perlahan langkah itu membawamu semakin jauh dari-Nya?
Jika kita sepakat bahwa kebahagiaan dan ketenangan itu ada pada dekatnya seorang hamba kepada Rabb-Nya, Â lalu kenapa kau malah menjauh dari-Nya?
Jiwamu itu sudah lelah.
Jangan siksa ia dengan semakin menjauhkannya dengan Sang Pemiliknya.
Jangan tertipu dengan canda tawamu yang hanya terhitung detik saja.
Ia hanya sandiwara agar terlihat lebih beradab di hadapan barisan makhluk-Nya.
Sebenarnya engkau ingin menangis.
Maka tumpahkanlah ia di atas sajadah dalam heningnya ruang atau malam.
Bersih serta beningkan kembali kedua matamu dengan aliran air mata itu.
Puaskan lisanmu untuk bergerak merangkai kalimat yang telah lama kau kunci rapat itu.
Sebab ini bukan curahan hati kepada makhluk-Nya.
Tapi kerinduan jiwa yang telah lama lelah, berbisik kepada Rabb-Nya.
Jangan berkata bahwa tanyamu selama ini tak pernah hadir jawabannya.
Sebab bisa jadi engkaulah yang salah tempat bertanya.
Dan jangan berkata bahwa jiwamu telah rapuh di goyah masa.
Sebab bisa jadi kaulah yang salah sandarannya.
Pulanglah.
Berbaliklah dengan mengaku kalah kepada arus aturan-Nya.
Dan mulai mengalirlah dengan keajaiban Cinta dalam sampul syariat-Nya.
* * *