Mohon tunggu...
Siti Juariyah
Siti Juariyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis online

Saya suka menulis, membaca buku, menonton film, serta menikmati senja dengan di temani secangkir teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Kisah Inspiratif] Zainab binti Rasulullah & Abul Ash Ibnu Rabi': Kisah Cinta Berbeda Agama

16 Maret 2023   11:40 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:10 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para sahabat pun menyetujuinya tapi dengan sebuah syarat. Setelah Abul Ash di bebaskan, maka Abul Ash harus mengembalikan Zainab kepada ayahnya. Dengan berat hati, Abul Ash pun menyetujuinya. Karena ia berpikir, mungkin inilah waktu untuknya berpisah dengan Zainab dan mungkin ini adalah yang terbaik untuk keduanya.

Setelah di bebaskan, Abul Ash pun akhirnya pulang ke rumahnya yang berada di Makkah dengan membawa kalung milik Zainab. Saat sampai di rumah, ia pun menceritakan semua kesepakatannya itu kepada Zainab. Abul Ash berkata kepada Zainab. "Wahai istriku, Zainab. Aku telah di bebaskan dengan sebuah kesepakatan. Maka pulanglah engkau kepada orang tuamu."

Meskipun sulit, Abul Ash harus tetap merelakan istri yang sangat di cintainya itu pergi. Begitupun dengan Zainab, dalam hati kecilnya ia merasa sangat berat berpisah dengan suaminya. Dan yang lebih menyedihkannya lagi, kala itu Zainab tengah mengandung buah hatinya dengan Abul Ash.

Keesokan harinya, Abul Ash pun mengutus saudaranya yang bernama Kinanah Ibnu Rabi' untuk mengantarkan Zainab ke perbatasan kota karena di sana sudah ada sahabat Nabi yang bernama Zaid bin Haritsah dan temannya yang tengah menunggu untuk menjemput Zainab. Abul Ash berpesan. "Wahai saudaraku, tentulah engkau mengetahui kedudukan Zainab dalam jiwaku. Dan engkau juga tahu bahwa aku tidak akan pernah sanggup membiarkannya berjalan sendirian. Maka antarkanlah dia menuju perbatasan kota karena di sana telah menunggu dua utusan dari Muhammad. Wahai saudaraku, perlakukanlah dia dengan lemah lembut selama perjalanan ini dan perhatikanlah dia sebagaimana engkau memperhatikan wanita-wanita yang terpelihara. Dan lindungilah dia dengan anak panahmu hingga anak panah yang terakhir."

Mereka pun akhirnya berangkat dengan menunggangi unta. Namun, di tengah perjalanan mereka di hadang oleh beberapa orang dan salah satu orang tersebut menusuk perut unta yang tengah di tunggangi oleh Zainab dengan pedang hingga membuat Zainab terjatuh dan mengalami pendarahan. Karena hal ini, Zainab pun keguguran. Kinanah pun melawan para penghadang itu dan berhasil menyelamatkan Zainab. Setelah itu ia segera membawa Zainab pergi dan saat sampai di perbatasan kota ia langsung menyerahkan Zainab kepada Zaid bin Haritsah. Zainab pun akhirnya pulang dan menemui ayahanda tercintanya, Nabi Muhammad SAW.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Hari terus berputar hingga berganti tahun. Selama itu Abul Ash menjalani hidupnya dengan lebih banyak diam dan murung. Ia begitu merindukan Zainab yang sudah lama tak ia jumpai itu. Ia merasa sangat kesepian sejak hari di mana Zainab pulang kepada orang tuanya. Begitu pun dengan Zainab, ia merasa seperti tak ada lagi kesempatan untuk bisa bersama lagi dengan pria yang sangat di cintainya itu. Zainab hanya bisa berdo'a kepada Allah SWT agar di berikan jalan untuk menghadapi masalah ini.

Enam tahun pun akhirnya berlalu setelah mereka memutuskan untuk berpisah. Dan pada suatu hari, ketika Abul Ash bersama Kafilah dagangnya sedang melakukan perjalanan pulang dari negeri Syam setelah berdagang, mereka di hadang oleh pasukan kaum muslimin yang berhasil mengambil seluruh harta yang di bawa oleh Abul Ash. Karena kejadian itu, Abul Ash pun akhirnya pulang tanpa membawa apapun. Abul Ash merasa sangat kebingungan karena harta yang di rampas itu bukan hanya hartanya saja. Di sana juga ada harta dagangan orang-orang Makkah yang di titipkan kepadanya.

Abul Ash sangat takut karena orang-orang itu pasti akan marah besar kepadanya dan menganggapnya tidak amanah. Ketakukan itu membuat Abul Ash tidak berani pulang ke kota Makkah. Ia terus berpikir keras dan ia memutuskan memberanikan diri untuk mengambil kembali harta itu karena itu bukan miliknya. Tiba-tiba Abul Ash teringat dengan Zainab. Mungkin saja Zainab bisa membantunya untuk mengambil kembali harta itu.

Pada suatu malam, secara sembunyi-sembunyi, Abul Ash pergi ke wilayah kaum muslimin. Malam itu ia melakukan penyamaran agar tak ada seorang pun yang mengetahui kalau dirinya adalah salah satu kelompok kaum musyrikin. Ia pun akhirnya berhasil menemui Zainab dan ia pun menceritakan maksud kedatangannya. Abul Ash meminta bantuan kepada Zainab dan berharap hartanya bisa kembali. Karena masih begitu besar perasaan cintanya kepada Abul Ash, Zainab pun bersedia membantunya.

Zainab segera membantu Abul Ash mencari hartanya yang di rampas tempo hari itu. Namun, penyamaran Abul Ash ternyata di ketahui oleh salah satu kaum muslimin. Ia pun segera memberi tahu yang lain dan mereka bersiap untuk menangkap Abul Ash. Dan seketika itu juga Zainab berusaha untuk melindunginya dan berkata kepada kaum muslimin. "Wahai Tuan, Abul Ash saat ini dalam jaminan dan lindunganku."

Tak berselang lama, Rasulullah pun datang dan bersabda kepada mereka. "Wahai kaum muslimin, apakah kalian tidak mendengar apa yang aku dengar? Sesungguhnya serendah-rendahnya seorang Muslim, mereka tetap dapat memberi perlindungan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun