Keduanya akhirnya sah menjadi suami istri meskipun di dalam kehidupan sehari-sehari mereka selalu berada dalam kemiskinan. Bahkan di sebutkan bahwasanya Rasulullah sangat terharu dan bangga melihat tangan Fatimah yang kasar karena harus menepung gandum untuk membantu suaminya. Setelah di halalkan oleh Allah SWT, terjadilah dialog yang sangat menggetarkan.
Dalam suatu riwayat, di kisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Sayyidina Ali. "Wahai suamiku, maafkanlah aku karena sebelum menikah denganmu aku pernah merasakan satu kali jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya."
Sayyidina Ali pun bertanya. "Siapakah pemuda itu, wahai istriku? Mengapa engkau tidak menikah dengannya?"
Sambil tersenyum, Fatimah pun menjawab. "Pemuda itu adalah dirimu."
Dengan perasaan terharu, Sayyidina Ali pun tersenyum hangat sambil menatap istrinya, Sayyidah Fatimah.
Subhanallah. Itu adalah pujian terbaik dari seorang istri yang bisa membahagiakan hati suaminya. Mencintai dalam diam, kuat dan mengikhlaskan serta yakin bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik. Walaupun Ali bin Abi Thalib tidak memiliki ekonomi yang sempurna, tapi komitmennya sempurna. Sehingga Allah mempermudah jalannya.
* * *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI