Mohon tunggu...
Siti Juariyah
Siti Juariyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis online

Saya suka menulis, membaca buku, menonton film, serta menikmati senja dengan di temani secangkir teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Cinta Dalam Diam "Ali bin Abi Thalib & Fatimah Az-Zahra"

13 Februari 2023   09:19 Diperbarui: 13 Februari 2023   09:44 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sayyidina Ali menjawab. "Wahai saudaraku, seperti yang kalian tahu aku hanyalah pemuda miskin. Tidak ada yang bisa aku andalkan."

Kemudian para sahabat Ashar pun berusaha untuk menguatkan Sayyidina Ali. "Tak ada salahnya engkau mencoba wahai saudaraku. Kami di belakangmu."

Lantas Sayyidina Ali berpikir mungkin tidak ada salahnya juga ia mencoba dan menyampaikan maksud hatinya kepada Sayyidah Fatimah dan Rasulullah. Pada suatu hari, Sayyidina Ali pun akhirnya datang menemui Baginda Nabi dan menyampaikan maksud untuk melamar putri kesayangannya. Ketika Sayyidina Ali sudah berhadapan dengan Baginda Nabi, Nabi pun bertanya. "Wahai putra Abi Thalib, apa yang engkau inginkan?"

Bukannya menjawab, Sayyidina Ali malah terdiam membisu. Beliau merasa sangat gugup. Kemudian Rasulullah pun mempertegas pertanyaannya. "Wahai Ali, engkau ada perlu apa datang kesini?"

Sayyidina Ali masih diam, lidahnya terasa membeku. Kemudian Rasulullah bertanya lagi. "Wahai Ali, apakah engkau kesini hendak melamar Fatimah?"

Sejenak, Sayyidina Ali terdiam. Kemudian dengan suara bergetar Sayyidina Ali menjawab. "Iya, Rasulullah. Aku hendak meminang Fatimah."

Lalu Rasulullah beranjak pergi dan menemui putrinya, Sayyidah Fatimah. Beliau hendak bertanya apakah Sayyidah Fatimah mau menerima lamaran dari Sayyidina Ali. Ketika di tanya, Sayyidah Fatimah terdiam. Rasulullah pun akhirnya menyimpulkan bahwasanya diamnya Sayyidah Fatimah pertanda kesetujuannya. Kemudian tanpa bertanya lagi, Rasulullah kembali menemui Sayyidina Ali dan bertanya. "Wahai Ali, apakah engkau memilki sesuatu yang bisa engkau jadikan sebagai mahar?"

Sayyidina Ali senang bukan kepalang karena ternyata lamarannya di terima. Sayyidina Ali tak menyangka kalau ternyata Sayyidah Fatimah menerimanya. Padahal sebelumnya Sayyidina Ali sudah sangat pasrah dan sudah menerima jika lamarannya akan di tolak. Sayyidina Ali pun akhirnya menjawab. "Orang tuaku menjadi penebusnya untukmu, Ya Rasulullah. Selama ini tak ada yang ku sembunyikan darimu. Aku hanya memiliki seekor unta untuk membantuku menyiram tanaman. Kemudian ada sebuah pedang dan sebuah baju zirah dari besi."

Sambil tersenyum, Rasulullah pun bersabda. "Wahai Ali, tidak mungkin engkau terpisah dengan pedangmu karena dengannya engkau membela diri dari musuh Allah SWT dan tidak mungkin juga engkau berpisah dengan untamu karena ia engkau butuhkan untuk membantumu mengairi tanamanmu. Aku terima mahar baju besimu. Juallah dan jadikan sebagai mahar untuk putriku. Wahai Ali, engkau wajib bergembira sebab Allah SWT sebenarnya sudah lebih dahulu menikahkan engkau di langit sebelum aku menikahkan engkau di bumi." (Hadist ini di riwayatkan oleh Ummu Salamah RA)

Kemudian Sayyidina Ali menjual baju besi tersebut dengan harga 400 dirham dan menyerahkan uang hasil penjualannya kepada Rasulullah. Rasulullah pun langsung membagi uang tersebut menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk kebutuhan rumah tangga, satu bagian untuk wewangian, dan satu bagian lagi di kembalikan kepada Sayyidina Ali sebagai biaya untuk jamuan makan untuk para tamu yang akan menghadiri pesta.

Setelah segalanya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira dan di saksikan oleh para sahabat Nabi, mulailah Sayyidina Ali mengucapkan ijab qabul sebagai pertanda sahnya pernikahan. Kemudian Rasulullah pun bersabda. "Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah putri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib. Maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan mas kawin 400 dirham dan Ali ridho menerima mahar tersebut."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun