Namun ketika saya menegurnya dengan ramah...kenapa tidak mengenali saya?. Tak lama…saya melihatnya  bersama dengan keluarga tercinta, oooh gitu?. Lalu pertemuan ini untuk apa ya Allah…apa untuk saya melupakan dan tidak menyimpannya lagi dihati yang terdalam?. Hati keempat hilang di bulan Ramadhan dan jatuh menghitam.
Kemudian…hati kelima gugur lagi…., kecewa  dan sedih. Saya hanya tertunduk dan diam dengan 1000 bahasa. Atasan yang tadinya dekat dan perhatian, begitu cepatnya berubah menjadi benci. Semua tuduhannya tidaklah benar, rupanya saya di fitnah  tanpa diberi kesempatan membela diri. Tidak puas sampai disitu, atasan saya juga mempermalukan dan merendahkan di depan umum, entah apa sebabnya tiba-tiba marah.Â
Saya hanya terdiam, karena saya seorang introvert...jarang berbicara rame atau ngobrol kecuali pada orang orang tertentu saja. Lalu darimana fitnah itu datang?
Ketika diperlakukan seperti itu saya semakin terdiam karena bingung, saya salah apa?. Selain itu diam-nya saya  juga untuk menjaga puasa di bulan Ramadhan. Dan saya hanya berujar lirih dalam hati,
"Dear GOD…I'm an introvert, so when I get angry or sadness, I like to keep quiet.Â
I know, people say I have poor communication, but I do communicate...but I can't change myself to be a talkative person specifically like this...
Hampir tidak percaya dengan semua yang terjadi, sempat hilang arah…dan melamun saja. Mencoba untuk bangkit dan melangitkan do’a di setiap sholat, berbicara pada Tuhan dan menyebutkan satu per satu nama mereka yang telah membuat hati ini patah. Mencoba memahami dan menerima…, terimakasih seseorang (semoga Allah menjaganya) disana  dengan kalimatnya yang sangat indah dan  menguatkan :
Demi menyelamatkanmu, Allah mematahkan hatimu
Bukan untuk menghancurkanmu,
Tapi untuk menguatkan dan memantaskan dirimu
Agar kamu bertemu dengan orang yang lebih baik, yang Allah pilihkan untukmu