Relakah jika diri sendiri dan keluarga akan diperlakukan dengan hal yang sama ?.
Kasus Bullying juga sudah menjadi isu global, biasanya dilakukan oleh mereka yang merasa menjadi mayoritas atau merasa benar tega menekan seseorang atau sekelompok orang sehingga mereka tidak bisa melakukan apa-apa. Individu yang kuat dalam kasus bully mungkin tidak akan mengalami gangguan baik psikis maupun fisik. Tapi mereka yang lemah bisa saja mengalami gangguan pada dirinya.Â
Mereka bisa jadi depresi akut sehingga enggan kelar rumah, enggan bersosialisasi, hingga yang terparah, enggan hidup lagi (Adi Nugroho melalui bombastis).
Ayo... kuat yang merasa di bully, God created you for a reason...
Terus...bagaimana kita harus bersikap jika berada diantara para predator bullying?
- Utamakan Iman dan Taqwa (INTAQ) daripada kelompok.
- Upayakan bisa membela yang di bully, minimal bersikaplah netral dan tidak berpihak.Â
- Beri nasehat kepada pembully
- Cegah dengan mengalihkan proses pembullyan di tengah-tengan obrolan.
- Menghindari orang sudah teridentifikasi (pembully).
- Tanamkan rasa malu pada diri, instrospeksi pada diri sendiri dulu sebelum ke orang yang akan di bully.
- Tanamkan malu dengan usia (bagi yang sudah dewasa).
- Tetap menegur dan empati terhadap orang yang di bully, jangan ikut mendiamkan. Ingat, utamakan INTAQ dari pada kepentingan kelompok.
- Jangan mau dimanfaatkan, ingat para bullying hanya memanfaatkan kedekatan dan punya satu misi untuk kepentingannya saja.
- Posisi kan kita ada di posisi orang yang di bully, tentunya tidak mau dong kita mengalami hal yang sama.