Mohon tunggu...
Siti Hajar as anjar
Siti Hajar as anjar Mohon Tunggu... Lainnya - Fungsional Administrator Kesehatan Ahli Madya, Kemenkes 🇮🇩 🇮🇩

Imajiner keeper, loves growing and developing learning by process and experience, and follow the passion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gak Sadar, Ikutan Bullying

5 Juni 2022   08:00 Diperbarui: 9 Mei 2023   15:37 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia saja ternyata kasus bullying selain terjadi di sekolah, dunia perkuliahan dan dunia kerja bahkan dunia maya. Maka banyak korban  bully, males ke sekolah atau kuliah, menghapus akun media sosialnya, dan resign bekerja, bahkan  ada yang bunuh diri karena mengalami mental illness.

Central Against Bullying menjelaskan defnisi bullying adalah is an ongoing and deliberate misuse of power in relationships through repeated verbal, physical and/or social behaviour that intends to cause physical, social and/or psychological harm. It can involve an individual or a group misusing their power, or perceived power, over one or more persons who feel unable to stop it from happening.

Jika diterjemahkan : bullying adalah penyalahgunaan kekuasaan yang berkelanjutan dan disengaja dalam hubungan melalui perilaku verbal, fisik dan/atau sosial berulang yang bermaksud untuk menyebabkan kerusakan fisik, sosial dan/atau psikologis.

Bullying dapat melibatkan individu atau kelompok yang menyalahgunakan kekuasaan mereka, atau kekuasaan yang dirasakan, atas satu atau lebih orang yang merasa tidak dapat menghentikannya terjadi.

Mungkin kita tidak sadar dan merasa sudah melakukan bullying terhadap seseorang yang bisa saja terjadi di lingkungan keluarga, di lingkungan rumah, dan di lingkungan kerja dengan teman kantor. Hal ini disebabkan karena adanya kepentigan-kepentingan tertentu dalam mengamankan "hegemoninya". 

Kita bisa menangkap sinyal gelagat bullying, ketika ada satu orang berusaha  mempengaruhi kita tentang keburukan orang lain dan kemudian membicarakannya beramai-ramai. Mirip seperti menggosip, tapi perbedaannya meng-gosip dilakukan ketika orangnya tidak ada tapi bullying sudah pada perlakuan dan dilakukan di depan orangnya.

Beragam cara dan contoh bullying menurut Coloroso (2006) bisa membuat kita sadar, bahwa kita sudah ikutan bullying, seperti berikut :

  1. Verbal : bullying paling sering dan mudah, dilakukan melalui julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya.
  2. Fisik : bullying ini paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, dilakukan melalui memukuli, menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas, dan lain-lain.
  3. Relasional : bullying dengan memutuskan relasi-hubungan sosial seseorang dengan tujuan pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Contohnya :pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini paling sulit dideteksi dari luar.
  4. Elektronik : bullying yang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan.


Jika melihat contoh bullying diatas,  bullying yang sulit terdeteksi adalah Bullying Relasional, jenis bullying inilah yang sering terjadi dan banyak dijumpai di keseharian. Dan kita tidak menyadari sedang dimanfaatkan oleh individu atau sekelompok orang yang memiliki kesamaan dalam kepentingan. Karena selain sulitnya terdeteksi, tidak bisa dibuktikan juga.....bisa-bisa malah kita yang dianggap ber-dusta dan mengada-ngada. 

Individu atau kelompok bullying tersebut sangat lihai, licik dan licin melakukan playing victim, maka sebaiknya yang menjadi korban pindah atau menjauh agar tidak menggangu kesehatan mentalnya. Bullying seperti ini bisa terjadi baik  dilingkungkan di sekolah, kantor, rumah, bahkan di tengah-tengah lingkungan keluarga. 

Sebagai refleksi,  apakah kita menyadari kapan pernah melakukan bullying ? Bagaimana rasanya ketika tahu secara tidak sadar melakukannya? merasa bersalahkah  (just keep it for your secret). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun