Mohon tunggu...
Etty Hastari Soeharto
Etty Hastari Soeharto Mohon Tunggu... lainnya -

... biasanya biasa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Melukis dalam Lukisan

29 Oktober 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MELUKIS DALAM LUKISAN

Penulis : Naim Ali + Etyastari Soeharto (Nomer 161)

.

benarkah harus kulukis suamnya kasihmu mengeram

sekujurku yang kaku, sementara telah tak terbilang

berapa masa di mana aku benar-benar matang

dalam lukisanmu?

.

haruskah kubentang detak waktu saat wujudmu memantik

suri, dan aku bersenyawa dengan bekuku sendiri?

terlanjur kugores sketsaku dalam gradasi kelabu

tak terbaca, lamur, luntur.

.

namun kamu masih juga selalu begitu

: melumuri kanvasmu dengan wewarna riah.

bersemarak dengan matahari, beradu pelangi,

beraroma bunga, bernuansa angkasa.

kamu luasi samudera yang berufuk jingga dan

seluruhnya kamu juduli “aku mencintaimu”.

.

meski aku masih dan tetap sama

: seperti sekumpulan keras cerita tanpa kepala,

tertusuk oleh tajuk-tajuk tanpa mampu menggambarinya.

hingga tiba sendiri kutemukan aku

begitu kuyu kehabisan tinta

.

akhirnya layung kita berseteru jingga,

merapu lukisnya di gelaran senja.

kanvasku tak lagi sanggup menampung rupa duka

saat kasih luruh menyerpih,

hilang dilamun luka nganga.

aku letih.

“apakah aku mencintaimu?”

.

bentanglah lukisan cakrawala

pada fajar dan senja, pada terik dan gulita,pada gugur dan semi bunga

di sana cinta menyoja

===========================================================================

gambar : simpleajahh.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun