Halo, sudah lama tidak menulis di sini. Semoga kita semua tetap bisa stay sane and stay strong di tengah pandemik ini. Saya yakin setiap orang menghadapi masalah dan tantangan selama pandemik ini, dan penting banget untuk menjaga kewarasan kita supaya tetap bisa menjalani hidup dengan optimis dan positif. Saya mau sedikit berbagi cara untuk tetap waras yang menurutku ampuh banget. Untuk bisa tetap waras, menurutku paling penting adalah  self-love. Apa sih self-love? Kurang lebih adalah mencintai dan membahagiakan diri sendiri. Bagaimana caranya? Ada beragam cara dan saya merujuk pada lima tipe Bahasa Cinta menurut Gary Chapman dalam bukunya yang berjudul The 5 Love Languages: The Secret to Love that Lasts yang mana kebanyakan beranggapan ini hanya diaplikasikan dalam kehidupan  romantic relationship, padahal lebih dari itu. Berikut saya coba sedikit jelaskan.
1. Quality Time
Orang yang memiliki kecenderungan memiliki bahasa cinta Quality Time biasanya adalah orang yang suka menyendiri jika sedang mengalami suatu masalah atau simply lelah aja sama kehidupan. Haha. Hal-hal yang biasa dilakukan misalnya dengan berdiam di kamar lalu just Netflix and chill, meditasi ataupun bisa juga pergi ke kafe sendirian lalu baca buku, duduk di taman sendirian, dan lain-lain.Â
2. Physical Touch
Orang dengan tipe bahasa cinta Physical Touch biasanya membutuhkan suatu medium atau berupa sentuhan agar merasa senang. Hal-hal yang biasa dilakukan misalnya dengan berenang (bersentuhan dengan air, jadi gak selalu harus sentuhan sama pasangan ya! He he he), pijat relaksasi, ke salon buat  hair spa, menggambar (bersentuhan dengan kuas, cat air, kanvas), dan lain-lain.
3. Words of Affirmation
Bicara dengan diri sendiri adalah salah satu hal yang biasa dilakukan oleh orang dengan tipe bahasa cinta Words of Affirmation seperti dengan mengatakan "you can do it", "I am happy", "I am loved" . Bisa juga melalui  journaling atau menuliskan apa yang dia rasakan bias melalui blog atau sekadar nulis notes di ponsel. Ada juga yang senang ngobrol atau berdiskusi. Misalnya ketika sedang galau, dia langsung menelepon temannya dan curhat panjang lebar atau misalkan setelah menonton sebuah serial di Netflix, langsung mencari teman yang bisa diajak diskusi mengenai serial tersebut.Â
4. Act of Service
Orang dengan tipe bahasa cinta Act of Service biasanya akan merasa lebih bahagia ketika bergerak melakukan sesuatu yang membahagiakan orang lain misalkan melalui kegiatan charity, atau juga misalkan kalau lagi mumet malah bersih-bersih rumah karena dengan melihat rumah rapi bikin hati senang. Hehe.
5. Receiving Gifts
Senang memberikan hadiah adalah salah satu hal yang dilakukan orang-orang dengan bahasa cinta ini. Bisa juga senang membeli sesuatu untuk diri sendiri sebagai  reward atas kerja keras yang selama ini dilakukan misalkan dengan beli baju baru, beli tiket lalu berangkat traveling, bahkan bisa juga malah senang mempelajari sesuatu yang baru (menerima ilmu baru) seperti mengikuti kelas memasak, kelas menggambar, dan lain-lain.Â
Nah, sekarang gimana kita tau yang mana kah bahasa cinta kita? Salah satu caranya adalah dengan mengidentifikasi kira-kira nih, apa sih hal pertama yang akan kamu lakukan untuk bikin kamu senang ketika kamu lagi capek banget? Kalau saya memiliki kecenderungan di nomor satu alias Quality Time. Saya lebih senang menyendiri terlebih dahulu agar tenang dan  re-charge energinya. Kita pasti akan memiliki kelima tipe di atas, tapi pasti ada kecenderungannya di tipe apa. Yang perlu diingat,  self-love itu berarti kita bahagia ketika melakukan suatu hal tanpa perlu afirmasi dari orang lain bahwa kita bahagia. Apakah foto selfie sudah dianggap sebagai  self-love? Tergantung. Apakah kamu baru merasa bahagia jika foto kamu mendapatkan banyak  likes di Instagram?  if yes, that's not self-love. Apakah kamu baru merasa bahagia jika ada orang lain yang berkata, "wah, tas baru kamu bagus banget beli di mana nih?" terhaadap tas yang baru kamu beli?  If yes, that's not self-love.Â
Ketika kita mampu mengidentifikasi bahasa cinta kita sendiri, ini akan sangat membantu selama masa diam di rumah ini, karena kita gak bisa bertemu dengan orang-orang. Kita gak bisa lagi menggantungkan kebahagiaan kita dengan orang lain. Â Happiness is your own responsibility. Semoga dengan mengetahui apa yang membuat diri kita bahagia, kita akan semakin kuat menghadapi pandemik ini, dan dengan kita kuat, kita juga jadi bias menguatkan orang-orang sekeliling kita.Â
 This too shall pass. Stay strong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H