Kata itu mengundang kita yang tak saling menyapa sebelumnya
Kata itu menyatukan kita yang berbeda dalam segalanya
Kata itu menjadi bahagia kita bersama purnama
Tapi Masihkah kita bernyawa?
Kata itu begitu memukau kita bersama dekapan malamnya
Untaian aksara yang katanya lahir dari cakrawala semesta
Dan kita memungut kemudian merajutnya penuh cinta
Tapi Masihkah kita bernyawa?
Para peramu kata itu seolah menyihir kita dengan mantra katanya
Benarkah gelak tawa kita karena terpesona sihirnya?
Atau kemilau cahaya telah menyilaukan mata kita
Sehingga Kita buta dan menganggapnya canda.
Tapi, Masihkah kita bernyawa?
Jangan-jangan kita hanya seonggok daging yang tak lagi berjiwa
Namun larut dalam buaian kata-kata
Kata itu memang menggema dalam ruang tempat kita bersua
Menggelegar laksana Guntur yang menyapa dengan pongahnya
Kata itu menampar, mengoyak, menusuk, dan menelanjangi  kita
Tapi Masihkah kita bernyawa?
Batam, 30 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H