Kebijakan moneter yang stabil, termasuk pengelolaan suku bunga dan inflasi, menciptakan iklim investasi yang kondusif. Stabilitas makroekonomi ini menarik investasi domestik dan asing ke sektor-sektor strategis. Dengan pembiayaan yang lebih terjangkau dan kepastian ekonomi, pelaku usaha dapat lebih mudah mengembangkan kapasitas produksi dan meningkatkan kualitas produk mereka untuk pasar internasional.
Kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang harmonis sangat penting untuk mendukung inklusi ekonomi. Subsidi bunga untuk pembiayaan UMKM dan insentif fiskal untuk investasi di daerah tertinggal dapat meningkatkan aktivitas ekonomi lokal. Kebijakan ini harus disertai dengan penguatan kapasitas UMKM agar lebih kompetitif.
Pembangunan infrastruktur merupakan katalis utama bagi konektivitas nasional. Dengan mendanai proyek-proyek strategis seperti jalan tol, pelabuhan, dan transportasi publik, kebijakan fiskal dapat mengurangi biaya logistik, meningkatkan efisiensi rantai pasok, dan membuka akses ke pasar baru, terutama di daerah terpencil.
Kebijakan moneter yang menurunkan biaya kredit atau memperluas skema kredit mikro dapat memperkuat inklusi keuangan. Bank sentral harus mendukung inovasi teknologi finansial (fintech) yang dapat menjangkau populasi yang tidak terlayani oleh perbankan tradisional, terutama di daerah rural.
Insentif fiskal seperti subsidi untuk energi terbarukan, pengurangan pajak bagi perusahaan ramah lingkungan, atau kredit pajak karbon dapat mempercepat transisi ke ekonomi hijau. Kebijakan moneter juga dapat berkontribusi dengan menyediakan skema pembiayaan hijau berbiaya rendah melalui bank sentral atau mendorong sektor keuangan untuk mendukung proyek berkelanjutan.
Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan sambil menjaga stabilitas ekonomi, pemerintah harus menargetkan investasi pada sektor yang memiliki dampak jangka panjang seperti infrastruktur hijau, konservasi sumber daya alam, dan teknologi rendah emisi. Selain itu, regulasi yang mendorong praktik bisnis berkelanjutan harus diterapkan secara bertahap untuk mengurangi risiko pada sektor ekonomi tradisional.
Menciptakan ekosistem inovasi memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga riset. Pemerintah dapat menyediakan insentif untuk R&D teknologi hijau, mendukung startup ramah lingkungan, dan membangun infrastruktur seperti laboratorium teknologi. Di sisi regulasi, diperlukan standar yang jelas untuk teknologi hijau guna menarik investasi yang lebih besar.
Ketergantungan pada utang jangka panjang dapat mengurangi fleksibilitas fiskal, terutama saat pendapatan negara tidak cukup untuk membayar kewajiban. Ini berisiko menekan stabilitas ekonomi di masa depan. Pemerintah harus memastikan utang digunakan untuk proyek produktif yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi, serta menjaga rasio utang terhadap PDB dalam batas aman.
Ketegangan geopolitik, volatilitas pasar, dan perubahan kebijakan negara maju (seperti kenaikan suku bunga Fed) memerlukan kebijakan yang fleksibel dan berbasis data. Tantangan terbesar adalah menyeimbangkan kebutuhan stimulus jangka pendek untuk stabilisasi dengan reformasi struktural jangka panjang. Pemerintah perlu memperkuat cadangan devisa, mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu, dan mendorong diversifikasi ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H