Mohon tunggu...
Sisxa Regiana Q. K
Sisxa Regiana Q. K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember

Saya adalah seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan dengan minat mendalam pada ekonomi moneter. Saya tertarik untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang, serta dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengelola Volatilitas Rupiah dan Mendorong Investasi Energi Terbarukan: Strategi Ekonomi Berkelanjutan di Tengah Ketidakpastian Global

13 November 2024   06:56 Diperbarui: 13 November 2024   08:05 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Indonesia tidak segera melakukan transisi menuju energi terbarukan, kita akan tertinggal dalam persaingan global. Ketergantungan pada energi fosil akan membuat ekonomi nasional lebih rentan terhadap tekanan eksternal, seperti kenaikan harga minyak dunia, embargo energi, atau perubahan kebijakan perdagangan internasional terkait pengurangan emisi karbon.

Investasi di sektor energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, panas bumi, dan bioenergy memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat sektor manufaktur, dan mengurangi ketergantungan pada impor energi. Misalnya, pengembangan panel surya dan pembangkit listrik tenaga angin dapat membuka peluang bagi industri lokal dalam memproduksi komponen-komponen teknologi hijau. 

Selain itu, Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar di dunia, yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Investasi dalam proyek energi terbarukan ini dapat mendorong pembangunan infrastruktur baru di daerah-daerah terpencil, yang pada gilirannya mempercepat pertumbuhan ekonomi regional.

Transisi menuju energi terbarukan memerlukan investasi awal yang besar dan sering kali melibatkan risiko teknologi yang tinggi. Hal ini menuntut perencanaan dan kebijakan yang matang dari pemerintah serta dukungan pendanaan dari sektor swasta dan lembaga internasional. 

Regulasi yang jelas, insentif fiskal, dan dukungan kebijakan seperti feed-in tariff dapat menjadi langkah awal yang penting untuk menarik investasi. Tanpa kebijakan yang konsisten dan keberlanjutan politik, investor mungkin enggan menanamkan modal mereka di sektor yang masih dianggap berisiko ini.

Selain itu, tantangan lain adalah integrasi energi terbarukan ke dalam jaringan listrik nasional yang belum sepenuhnya siap. Ketergantungan pada energi fosil membuat jaringan listrik kita lebih terpusat, sementara energi terbarukan cenderung tersebar dan terdesentralisasi. 

Diperlukan investasi besar dalam infrastruktur jaringan pintar (smart grid) dan penyimpanan energi (energy storage) untuk memastikan pasokan energi yang stabil dan andal dari sumber terbarukan.

Untuk menarik investasi asing di sektor energi terbarukan di Indonesia, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis yang lebih proaktif, mengingat potensi energi terbarukan Indonesia sangat besar, tetapi belum sepenuhnya tereksplorasi. 

Indonesia memiliki salah satu potensi terbesar di dunia dalam panas bumi, tenaga surya, angin, dan bioenergi. Namun, untuk mengubah potensi ini menjadi proyek-proyek nyata yang menarik bagi investor asing, diperlukan serangkaian kebijakan yang mendukung, perbaikan iklim investasi, serta promosi aktif dari pemerintah.

Ketidakpastian regulasi sering kali menjadi penghalang utama bagi investor asing yang ingin masuk ke pasar energi terbarukan di Indonesia. Pemerintah harus menciptakan kebijakan yang jelas, stabil, dan pro-investor, seperti kepastian perizinan, perlindungan terhadap investasi, dan komitmen jangka panjang dalam mendukung transisi energi hijau. 

Pemerintah perlu menawarkan insentif fiskal seperti pengurangan pajak, pembebasan bea masuk untuk komponen teknologi hijau, dan dukungan dalam bentuk feed-in tariff yang menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun