Mohon tunggu...
Siswo Wardoyo
Siswo Wardoyo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta di Samarinda Kalimantan Timur

Sampai sekarang saya belum berencana berhenti belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membesarkan Hati Anak Menurut Kolose 3:21 (Bagian 1)

9 September 2024   09:09 Diperbarui: 9 September 2024   09:29 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapa adalah Allah yang penuh belas kasihan, kebaikan hati, dan pengampunan-Nya terpadu dengan kebenaran, kekudusan, dan keadilan. Kenyataan bahwa Allah itu murah hati dan penuh belas kasihan menunjukkan bahwa Ia tidak akan menghukum siapa pun terkecuali kasih-Nya itu ditolak dan dihina. (Kel. 34: 6). Apa bukti kasih Bapa kepada kita? Dia memberikan karunia-Nya yaitu Yesus Kristus sang Putera.

Kita tidak berhak menghukum, sebelum kita sendiri menunjukkan kasih kita. Dan misalnya situasi memaksa kita untuk menghukum, selalu tunjukkan penghukuman itu dengan kasih bahkan setelahnya.

Kedua: Mengasihi berarti juga menyukai.

Kasih adalah komitmen; tetapi menyukai adalah perasaan. "Marah," dan "patah semangat," adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan perasaan.. Seorang ayah yang peka dan suka memberi semangat perlu memahami perasaan anak-anaknya. Anak-anak perlu merasa diterima sepenuhnya. Mempengaruhi perasaan anak-anak jauh lebih penting daripada memengaruhi mereka dengan  doktrin. Jika seorang anak merasa baik terhadap keluarganya, ada kemungkinan yang lebih besar bahwa ia akan mengikuti Tuhan ketika ia dewasa.

Ada banyak cara untuk mengomunikasikan hal ini, tetapi berikut adalah tiga cara penting: Pertama, tunjukkan kepada mereka bahwa kita menyukai mereka dengan kontak mata yang hangat. Jika kita melotot ke arah mereka, kita mengatakan, "Kamu merepotkan! Saya punya hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan!" Namun jika mata kita berkata, "Senang melihatmu," mereka akan merasakan hangatnya cinta kita.

Kedua, berikan mereka sentuhan yang pantas: pelukan atau tepukan di pundak sangat mempengaruhi perasaan. Bergulatlah dengan mereka dengan main-main di lantai. Ketiga, waktu bersama mereka. Ajak mereka ke toko bersama. Lakukan hal-hal menyenangkan bersama. Bahkan ambil waktu berdua dengan anak secara pribadi.

Pada suatu liburan seorang anak sangat ingin ditemani ayahnya untuk memancing di danau.  Karena sang anak nampak mendesak, maka ayahnya pun menuruti. setelah menyewa perahu memancinglah ayah dan anak itu di tengah danau. Saking senangnya, sang anak mengekspresikan pengalaman hari itu dalam sebuah diarinya: "hari yang tidak mungkin kulupakan seumur hidup, memancing bersama ayah". Sang ayah pun menulis dalam diarinya:" hari yang paling membosankan, memancing bersama anak".

kita perhatikan, bahwa bersama-sama belum tentu sama-sama menyukai. Jika tidak menyukai, bagaimana bisa mengasihi?

Ketiga: Mengasihi itu berarti memotivasi

Lawan dari tawar hati adalah semangat,. Sebagai seorang ayah (atau ibu), tugas kita adalah mengenal setiap anak dengan cukup baik untuk memotivasi mereka agar menjadi seperti yang Tuhan inginkan. Satu hal yang pasti akan menurunkan motivasi anak kita: Buat dia merasa seolah-olah dia tidak akan pernah bisa menyenangkan kita.

Contoh : anak kita membawa pulang semua nilai A dan ada satu nilai B, dan kita berkata, "Awas kalau lain kali kau tunjukkan  nilai B." Jika kita mengkritiknya setiap kali dia melakukan kesalahan dan tidak memujinya saat dia melakukannya dengan baik, kita pasti akan membuatnya patah semangat, bukan termotivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun