Sejak dikabarkan akan dijadikan film. Pasti beberapa dr kita yg udah lama nungguin film ini, lega. "Akhirnya ni film jadi juga"
Terlepas dr pro kontra karakter Minke yg diperankan oleh Iqbaal.
Mari kita langsung bahas ke filmnya saja. Hehe
Resiko memilemkan sebuah buku yg sudah dikenal adl siap untuk dibandingkan.
Buku bumi manusia ini dpt dikatakan bukan buku ttg percintaan "icikiwir" yg hanya terfokus ttg romantisme anak muda yg dg background luar negeri macam menara Eiffel.
Bukan.
Diawal bukunya pun sebenarnya sosok Ann ini belum muncul.
Dan si Minke akan lebih menjelaskan ttg kondisi peradaban di zaman itu.
 Sempat terpikir buku Bumi Manusia jk dijadikan sbuah film? Pasti akan banyak alur terpotong"
Dan ternyata benar.
Tapi tak apa.
Bukankah kehidupan itu ttg pilihan?
Dan Hanung memilih untuk memfokuskan diri menceritakan kisah  tragis Minke dan Ann.
Dan entah kenapa dg durasi film yang sudah panjaaang.
Saya merasa perbedaan ketika "membaca" dan "menonton" Bumi manusia.
Ada yg berbeda.
Konflik yg ada terasa tiada henti menerpa. Seakan tak ada jeda untuk bernafas. Engap.
Iya gak? Kalian ngerasa gitu gak?
Ya mungkin itu karna perkara durasi.
Gak heran sih. Lah dr awal film ini diberitakan akan liris. Saya mikir "pasti ada Part 1 part 2nya"
Eh ternyata di gradak jd 1 film.
Jadi intinya gimana? Â
Filmnya bagus. Latar waktu yg diambil berbeda. Latar tempat nya niat. Walau kadang sedikit terganggu dg editan latar animasi indosiar nya. Hehe namun termaafkan dg alur konflik yg berani diangkat.Â
Intinya gimana sis? setelah saya melihat film ini.
Saya biasa aja. Knp biasa aja?
Eh gimana yaa, ekspektasi yg sy inginkan berbeda.
Berbeda gimana? Bagi saya Jiwa kepenulisan pak Pram disini kurang muncul.Â
Dan lagipula sy sedikit lebih menyukai genre film yg dominan sejarah lalu dibumbui drama percintaan.
Bukan kebalikannya.
Kalau di Bumi Manusia ini kan film yg fokus ke percintaan namun berada bumbu latar sejarah.
Paham kan maksudku? Paham ya?
Tp bagi yg suka film drama2 percintaan pasti bakal suka sama film ini.
Yakin.
Oh ya aku baru inget, perasaan setelah nonton film ini ternyata sama kyk pas aku habis nonton film "dibalik 98" .
Dan ternyata ekspektasi yg kuinginkan berbeda.
Kirain dulu film nya fokus menceritakan ttg tragedi 98.
Ternyata bukan. Hehe
Kembali ke Bumi Manusia.
Setidaknya Bumi Manusia in berani mengomando penonton bioskop untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya d awal film.
Ya walau teks panduan d awal film terasa terlalu cepat hilang.
Jd ada beberapa penonton yg kurang fokus yg tiba2 cuma ikut2an berdiri
Oh btw abis liat filmnya aku nyanyi lagu Ibu Pertiwi terus.
Candu.
Mantap Pak Hanung
Dg durasi hampir 3jam.
Sejauh itu sy gak ngantuk.
Entah gara2 ceritanya atau gara2 Iqbaal nya.
#eh
Wkwkwk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H