Lili (20) mengungkapkan bahwa ia dan teman-temanya terganggu dengan adanya sales seperti itu. Pasalnya tujuan banyak pengunjung datang ke Braga adalah untuk menikmati jalanan, menikmati kuliner, dan lain-lain. Namun, karena banyaknya hal seperti itu dirasa mengganggu bagi sebagain pejalanan kaki.
"Sebenernya terganggu, apalagi kalau lagi asik foto-foto terus disamperin sambil maksa gitu jadinya kan ngerusak mood ya, apa lagi timing nya kurang pas."
Lili (20), dibalik banyaknya sales-sales yang dianggap mengganggu, dirinya akan tetap kembali ke Braga karen banyak tempat yang ingin dia kunjungi. Selain itu, Lili juga memberikan saran untuk para pengunjung yang ingin datang ke Braga untuk bisa tolak secara tegas jika sales-sales dirasa cukup menganggu.
Dilain sisi menurut Icis (24) selaku tim yang mengkampanyekan mengenai pendampingan hidup bagi anak-anak kurang mampu atau yatim-piatu. Braga menjadi tempat yang potensial untuk dijadikan sebagai tempat kampanye bagi para sales, karena akan banyak pengunjung dari dalam maupun luar kota  sehingga sesutau yang ditawarkan akan jauh lebih dikenal nantinya.
"Saya dan tim memilih Braga karena emang tempatnya kan rame, ditambah kalau nawarin ke orang lokal aja belum tentu berkembang jadi butuh support dari masyarakat luar," kata Icis (22/12/2023).
Menurutnya, jika para sales memiliki strategi yang baik dalam memberikan informasi kepada para calon konsumennya, maka tidak akan mengganggu aktivitas yang sedang dilakukan. Namun, jika memberikan tawaran atau informasi pada waktu yang kurang tepat, maka calon konsumen akan merasa terganggu bahkan bisa saja mendapatkan sebuah penolakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H