Mohon tunggu...
Siska Fitri
Siska Fitri Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunuh Diri Bukan Solusi

14 November 2023   18:27 Diperbarui: 14 November 2023   18:30 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa terus berulang. Dugaan kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa ini pun menarik perhatian publik. Sebab, angkanya terus bertambah dan cukup tinggi. Bahkan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, Indonesia memiliki rasio bunuh diri sebesar 2,4 per 100 ribu penduduk.

Angka tersebut menunjukkan bahwa ada dua orang di Indonesia yang melakukan bunuh diri dari 100 ribu jiwa di tahun itu. Dengan asumsi jumlah penduduk sebanyak 270 juta jiwa, maka kasus bunuh diri pada tahun tersebut diperkirakan sebanyak 6.480 kasus. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus. Berdasarkan lokasi pelaporannya, kasus bunuh diri di Indonesia paling banyak dijumpai di Jawa Tengah, yaitu 356 kasus.

Menyikapi kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta seluruh kampus di Indonesia untuk menghadirkan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan nyaman.

"Saya sangat prihatin dengan mahasiswa bunuh diri. Kampus itu harus kita hadirkan kampus yang SAN, yaitu sehat, aman, nyaman. Sehat jasmani, sehat rohani, sehat psikologi, sehat emosional, sehat finansial, sehat sosial, itu penting," kata Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Nizam, dilansir dari Republika.co.id, Selasa (17/10/2023).

Berikut ada contoh kasus yang dialami oleh seorang mahasiswa berinisial AA (22) di Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) ditemukan tewas tergantung di rumahnya. Korban sempat curhat ke keluarganya terkait skripsinya yang belum juga diselesaikan.

"Benar ada laporan bunuh diri, korbannya AA status mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja," kata Kapolsek Rantepao AKP Haeruddin kepada detikSulsel, Senin (25/9/2023).

Korban ditemukan tewas tergantung oleh keluarga di rumahnya, Kelurahan Mentirotiku, Kecamatan Rantepao, Toraja Utara, Minggu (24/9), sekitar pukul 20.00 Wita. Haeruddin menjelaskan korban awalnya ditemukan oleh keluarganya bernama Sanum. Saat itu Sanum hendak masuk ke rumah namun terkunci. Sanum lalu berusaha lewat jendela hingga menemukan korban dalam posisi tergantung.

Haeruddin mengungkapkan, korban merupakan mahasiswa semester akhir di UKI Toraja. Menurut Haeruddin, beberapa hari sebelum tewas, korban sempat curhat ke keluarganya karena kesulitan untuk menyelesaikan skripsinya.

Haeruddin pun berharap warga Toraja Utara agar bijak dalam menyelesaikan masalah. Dia mengimbau, warga yang memiliki masalah berat agar segera berkonsultasi demi meminimalisir peristiwa bunuh diri.

Dalam tiap diri manusia tentu mengalami perkembangan psikologis yang disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu perkembangan psikologis yang dilalui seorang individu adalah perkembangan psikososial. Tahapan yang terjadi dalam diri manusia ini dibahas dalam teori Erikson.

Dalam teori psikososial Erikson, terdapat berbagai tahapan di mana kepribadian berkembang dan dibangun seiring bertambahnya usia individu. Pengalaman setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung krisis psikososialnya, bisa negatif atau positif. Menurut Erikson, hasil positif atau keberhasilan setiap tahapan akan mendatangkan kepuasan/kebahagiaan dan akan menghasilkan ciri-ciri kepribadian yang kuat. Jika seseorang gagal menyelesaikan suatu tahapan dengan sukses, dia akan memiliki ciri-ciri kepribadian yang tidak sehat dan merasa bingung terhadap dirinya sendiri. Secara total, ada delapan tahap psikososial, termasuk lima tahap yang berlangsung hingga usia delapan belas tahun dan tiga tahap setelah masa remaja (Erikson, 1980).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun