Para keponakan Moko pun tampil dengan adegan tawa yang menghibur. Di saat momen sedih yang bikin meringis, tiba-tiba terdapat dialog atau aksi yang bikin perut menggelitik. Penempatan humor yang pas. Tidak sampai melunturkan momentum sedih.
Ironis sekali memang takdir hidup yang harus dijalani oleh Moko. Itulah kehidupan. Takdir tidak memberikan aba-aba. Apalagi bertanya apakah kita siap atau tidak menjalaninya. Namun Moko yang dituntut untuk cepat dewasa karena keadaan mengajarkan penonton untuk menyikapi takdir dengan penuh keikhlasan.
Saya rasa banyak di luar sana yang bernasib sama seperti Moko. Si Bungsu yang sudah menjadi Om atau Tante. Mengalah demi masa depan ponakannya. Bahkan sampai mengubur semua mimpinya. Peluk erat untuk Moko-Moko di luar sana. Kamu hebat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H