Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rating Meroket, Sinetron Asmara Gen Z Kembali Mengulang Era Sinetron Remaja!

13 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 13 Januari 2025   12:31 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: INSTAGRAM @sinemart_ph via kompas.com)

Meski televisi mulai perlahan ditinggalkan oleh penontonnya, tetapi selalu saja ada penonton setia yang tidak bisa lepas dari televisi. Bisa terbilang televisi yang menemani segala aktivitas. Tidak ada tayangan yang dicari pun, tetap saja menyalakan televisi. Sembari melakukan aktivitas lain.

Rasanya, televisi memang memiliki segmentasi penonton khusus yang menjadi garda terdepan dan setia setiap waktu. Khususnya Ibu Rumah Tangga yang menghabiskan kegiatan sehari-harinya di rumah. Mulai dari bangun tidur sampai kembali terlelap. Melakukan serangkaian aktivitasnya sambil ditemani tayangan di televisi.

Ya, bagian sebagian orang, khususnya kaum emak-emak, televisi menjadi hiburan mudah yang murah meriah. Tak perlu ke luar rumah, berdiam diri di rumah saja sudah mendapatkan tayangan hiburan. Bermodal listrik tentunya. Bisa juga sembari menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya. Seperti memasak, menyapu, mengepel, bahkan menemani anak bermain atau belajar.

Siapa sangka jika anak muda sekarang atau sering disebut Generasi Z, masih ada yang menonton televisi. Di tengah maraknya kecanduan gadget dan media sosial, gen z yang hidup berdampingan dengan segala kecanggihan ini jauh lebih mudah mendapatkan banyak hiburan dalam kesehariannya. Tidak terlalu terpatok pada jam tayang sebuah acara televisi yang bersifat kaku.

Belum lagi masuknya kebudayaan Korea yang membuat generasi Z demam selebriti dari Negeri Ginseng. Mulai dari musik, makanan, bahasa, kebudayaan, film, serial, dan apapun yang sedang trending di Korea. Sudah terlihat kontras perbedaan tayangan televisi lokal dengan yang serial yang disuguhkan oleh televisi Korea. Terutama, terkait alur cerita sinetron Indonesia yang meliuk-liuk dan bisa mencapai ratusan episode. Sedangkan serial Korea, jumlah episode yang pasti. Kalaupun ada lanjutannya, akan ada season selanjutnya.

Sebuah kebiasaan itu ternyata bisa dipecahkan oleh sinetron Asmara Gen Z yang sedang tayang di SCTV. Belum terlalu lama, baru menginjak 43 episode saja, sinetron ini berhasil membuat anak muda kembali menonton televisi. Menunggu sinetron kesayangannya tiba. Menantikan di depan televisi dengan penuh antusias.

AGZ, sapaan kesayangan para penontonnya, berhasil mengembalikan era kejayaan sinetron remaja. Seperi mengulang keberhasilan sinetron Kepompong, Arti Sahabat, Putih Abu-Abu, Anak Jalanan, Ganteng-Ganteng Serigala, dan mungkin yang terakhir adalah Sinetron Dari Jendela SMP.

Cerita remaja yang berkutat tentang konflik keluarga, persahabatan, dan cinta anak remaja. Tidak terlalu pelik seperi sinetron yang mengangkat konflik orang dewasa. Di mana peran antagonis benar-benar bak penjahat yang menghalalkan segala cara dengan serangkaian perilaku kriminilnya. Namun sinetron Asmara Gen Z ini membuat peran antagonis yang kadang membuat penontonnya ikut merasa iba. Kok bisa?!

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Bukan tanpa sebab penulis berani memberikan pernyataan bahwa era kejayaan sinetron remaja kembali terulang berkat AGZ. Bisa terlihat dari ramainya perbincangan netizen di media sosial tentang sinetron ini. Komenter penonton, keseruan penonton saat menikmati sinetron ini, dan rasa penasaran penonton dengan apa yang akan terjadi di episode selanjutnya. Sinetron AGZ selalu berhasil berada dalam pencarian pertama di media sosial. Potongan videonya tak pernah absen muncul di FYP TikTok. Membuat banyak orang bertanya-tanya, ada apa ini? Mengapa semua orang membicarakan sinetron Asmara Gen Z?

Merajalelanya sinetron Asmara Gen Z di media sosial memang berkat penonton yang didominasi oleh generasi Z. Generasi yang tidak bisa lepas dari berkehidupan di media sosial. Termasuk membagikan kegemarannya saat ini. Rata-rata usia remaja, berbondong-bondong turut meramaikan sinetron AGZ. Membicarakan apapun perihal sinetron kesayangannya dan getol membuat konten tentang sinetron ini.

Bukan berarti sinetron Asmara Gen Z hanya diperuntukkan untuk generasi Z saja. Siapa saja ternyata bisa terbawa perasaan berkat menonton sinetron ini. Tidak hanya penonton yang berusia sekolah saja, usia pekerja, ibu rumah tangga, ibu yang sudah memiliki dua anak, bahkan bapak-bapak dan nenek-nenek pun terlihat dibuat haru oleh sinetron ini. Semuanya terekam dan dibagikan langsung oleh para penggemar. Bagaimana keseruan penonton AGZ menonton sendirian, bersama teman, pasangan, gengnya, satu kelas, bahkan seluruh anggota keluarga.

Sejauh ini, alur cerita sinetron Asmara Gen Z memang menarik dan dibuat meledak-ledak. Meski konfliknya memang tak serumit sinetron Indonesia biasanya, tetapi tetap saja pelik untuk anak remaja yang menjadi latar cerita sinetron ini.

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Menceritakan tentang Fattah. Anak SMA yang problematik. Bukan tanpa sebab. Fattah kecewa dan menyimpan rasa sakit hati terhadap Ayahnya sendiri. Ayahnya yang membuat Ibu kandungnya tersakiti dan nyaris kehilangan akal sehat. 

Ayah Fattah yang bernama Pak Jordan digambarkan sebagai pria kaya raya yang tampan dan tegas. Memiliki istri dan putra kesayangan tak cukup baginya. Jordan memiliki keluarga lain, termasuk anak dari istrinya yang lain. Perilakunya itu yang membuat istri pertamanya berakhir di rumah sakit jiwa. Sebagai anak laki-laki, Fattah menyaksikan sendiri penderitaan Ibunya. Sejak saat itu, ia memilih melakukan onar di luar rumah. Tawuran menjadi aksinya untuk meluapkan segala kekesalan di dalam hati.

Berkat kenakalannya itu, Fattah tidak lagi bisa bersekolah di sekolah biasa. Hanya ada satu asrama yang mau menerima perilaku nakal Fattah. Asrama Sembilan Ilmu berisi murid-murid bermasalah tingkat dewa dengan segala probel yang berbeda-beda. Tentunya selalu ada keributan karena mereka memang sangat spesial.

Di Asrama, Fattah bertemu dengan perempuan cantik yang lugu, bernama Zara. Mereka sama-sama murid baru. Bedanya, Fattah mudah beradaptasi dengan lingkungan baru yang ramai diisi murid-murid nakal. Sedangkan tidak untuk Zara. Dia teledor, mudah panik, mudah khawatir, dan sering dijadikan bahan tertawaan murid lain.

Sejak saat itulah, Fattah merasa harus menolong Zara. Rasa empati itu membuat Fattah menjadi perbincangan banyak orang. Kabar burung itu sampai ke telinga kekasih Fattah, Aqeela. Aqeela yang baru saja sampai di asrama, langsung meledak-ledak melihat fakta mengejutkan itu. 

Aqeela sama seperti Fattah. Remaja yang memiliki masalah di keluarganya. Bahkan Aqeela selalu rutin konsultasi ke psikiater. Ia kesulitan mengontrol emosinya. Jika sedang senang, ia akan begitu terlihat senang dan mengekspresikan rasa senangnya di hadapan banyak orang. Begitu juga ketika ia sedih dan marah besar. 

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Dari sinopsis singkat tersebut, bisa terlihat bahwa alur cerita asmara Gen Z tidak hanya bertumpu pada kisah cinta anak remaja saja. Namun lebih dari itu. Tentang keputusan orang tua secara sepihak karena mementingkan keinginan dan keegoisannya saja, tanpa memikirkan dampak bagi anak-anaknya. Alhasil, anak yang menjadi korban. Mencari pelarian di luar rumah. Tak jarang terlibat banyak masalah yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan masa depannya kapan saja.

Selain konflik keluarga, sinetron Asmara Gen Z menyoroti isu kesehatan mental. Remaja yang masih labil, rentan, dan begitu senditif. Dengan segala problematika kehidupannya menuju dewasa, remaja perlu pendampingan dari orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan sekitar. Orang tua yang memberi perhatian, guru yang memberi dukungan, dan lingkungan pertemanan yang sehat.

Konflik percintaan yang disuguhkan memang menggambarkan kelabilan generasi z yang sedang berusia remaja. Mereka masih bingung mengartikan rasa tulus dan cinta seperti apa. Termasuk menyampaikan perasaannya kepada sekitar. Cenderung ceroboh dalam bersikap sehingga tak memikirkan akan berujung seperti apa.

Alur yang kuat tidak akan pernah bisa sempurna tanpa pembawaan yang berkualitas. Ya! Akting para pemain yang terbilang tak hanya sekadar di level sinetron. Mereka harus ada di level layar lebar dengan karakter yang lebih kompleks.

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Paling cemerlang adalah Aqeela Calista yang memerankan karakter Aqeela. Sekadar catatan, para tokoh asmara Gen Z rata-rata menggunakan nama aslinya. Aqeela berhasil membawakan karakter yang ceria, ekspresif, rame, menyenangkan, dan sewaktu-waktu bisa jadi cegil (cewek gila). Pamungkasnya, akting menangisnya yang membuat penonton terenyuh merasakan kesakitannya. 

Sejujurnya, penulis tidak kaget dengan kualitas akting Aqeela Calista. Sebelumnya, di sinetron Dari Jendela SMP ia tampil cemerlang meski tidak menjadi peran utama. Saya rasa, Aqeela adalah aktris yang tampil sesuai dengan usianya. Terlihat masih remaja. Tidak ada polesan berlebih di wajahnya ataupun pakaian mencolok yang ia kenakan. Natural! Ya, dia natural!

Fattah Syach menjadi center cerita sinetron Asmara Gen Z. Tentu ia yang menjadi sorotan seluruh mata penonton. Well, kualitas aktingnya tidak mengecewakan. Apalagi terakhir menonton Fattah di film Argantara, sudah jauh banyak peningkatan. Mungkin karena dulu di film Argantara, ia tidak memiliki banyak porsi.

Adegan berkelahinya oke. Dengan mimik wajah yang memperkuat ketegangan. Begitu pun saat itu beradu akting dengan Aqeela. Nampak seperti remaja yang sedang kasmaran. Cowok cool yang bisa melunak bersama perempuan heboh yang ia cintai. Gemesin? Ya, menggemaskan sekali! Mungkin ada penonton yang ikut bernostalgia karena teringat masa cinta saat remaja dulu.

Nicole Rossi dan Arya Mohan yang turut memiliki porsi dalam alur cerita semakin mendukung bumbu-bumbu yang semakin membuat campur aduk menontonnya. Keduanya tampil prima dengan kualitas akting yang mampu mengimbangi lawan pemainnya.

Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)
Sinetron Asmara Gen Z. (Sumber: Vidio)

Lebih menariknya lagi, tak butuh waktu lama untuk menguak kebohongan besar yang menjadi konflik utama pada sinetron Asmara Gen Z. Penulis naskah begitu berani langsung membongkar semuanya tanpa berlama-lama menunggu episode yang ratusan. Di episode 40, rahasia besar yang selama ini disimpan Fattah terbongkar. Ditambah lagi peserlingkuhan Ayah Fattah bersama Ibunya Zara (Nicole Rossi) terkuat di hadapan teman-teman satu sekolahnya.

Rasanya seperti menaiki wahana rollercoaster di taman bermain. Mengikuti alurnya memang menyenangkan. Namun dibuat naik turun emosi penonton. Kadang dibawa ke puncak kebahagiaan. Lalu episode selanjutnya terjun langsung ke titik terendah.

Golden scene ini yang berhasil membawa sinetron Asmara Gen Z kembali meroket ke rating pertama. Yap! Memang segila itu pengungkapan rahasia demi rahasia yang selama ini tersimpan. Akting berkualitas yang dibawakan Fattah, Aqeela, Mohan, dan Nicole. Semuanya meledak dengan karakternya masing-masing.

So far sejauh ini sinetron Asmara Gen Z begitu menarik diikuti. Meski memang ada saja bumbu berlebihan yang dibawakan oleh pemain pendukung, tetapi keempat peran utama begitu tampil ciamik. Ditambah lagi kisah persahabatan dan cara pihak sekolah menangangi permasalahan murid-muridnya. Memberikan pesan yang mendalam. Next artikel mungkin penulis akan mengulas lebih lengkap lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun