Lagi-lagi, film horor kembali menemani penonton bioskop. Sebagai salah satu pengunjung setia yang demen nongkrong di bioskop, sudah mulai bosan dengan film horor yang itu-itu saja. Mulai dari jalan ceritanya, nuansa horornya, sampai para pemainnya yang selalu itu lagi. Lama-lama bosan. Seperti tidak ada inovasi baru yang mengesankan.
Bulan Oktober 2024 ini, ada satu film horor yang membuat saya menyimpan harapan besar untuk mendapatkan tontonan film horor yang menggairahkan. Bukan asal bermain feeling saja, tetapi melihat latar belakang rumah produksi yang menggarapnya memiliki riwayat karya yang cemerlang.
Rumah produksi Palari Films yang membuat saya terkesan dengan serial Kabut Berduri yang tayang di platform streaming Netflix. Khususnya sinematografinya yang terlihat mewah meski dikemas dengan sederhana. Budaya Indonesia terasa kental. Rindu tontonan dengan gaya seperti ini.
Rumornya, film terbaru dari Palari Films memiliki nuansa yang sama seperti serial Kabut Berduri. Kabar ini tentu menarik perhatian saya yang sebelumnya sudah jatuh hati dengan Kabut Berduri.
Film Tebusan Dosa tayang pada 17 Oktober 2024 di seluruh bioskop Indonesia. Disutradarai oleh Yosep Anggi Noen. Ia pun turut berkontribusi sebagai penulis naskah bersama Alim Sudio. Dibintangi para bintang film ternama. Happy Salma, Putri Marino, dan Shogen Itokazu.Â
Tebusan Dosa mengajak para penonton untuk mencari anak yang hilang bernama Nirmala. Wening yang diperankan oleh Happy Salma, terus menyusuri desa yang ada di Jawa Tengah agar bisa menemukan putri kesayangannya.Â
Tak mudah bagi Wening untuk dapat melalui ini semua. Apalagi ia harus terkena musibah lain yang menambah permasalahan dalam hidupnya.
Wening kehilangan ibu dan anaknya secara bersamaan akibat sebuah kecelakaan yang mereka alami. Kecelakaan itu terjadi ketika pulang dari rumah Tuan Tetsuya. Ibunya yang bernama Uti Yah, meninggal seketika di tempat. Namun putrinya Nirmala, diyakini hanyut di sungai.
Meski banyak yang meyakini Nirmala sudah hanyut, tenggelam, terbawa arus, dan berakhir tak selamat, Wening tetap memiliki keyakinan bahwa anaknya masih hidup. Intuisi sebagai seorang Ibu begitu kuat. Hanya mengandalkan keyakinan hatinya yang membawa dirinya tak henti mencari anaknya.
Semenjak kejadian pahit yang menimpa Wening, kejadian-kejadian buruk lainnya terus berdatanga. Bahkan ada kejadian yang di luar nalar manusia. Wening menyimpan perasaan bersalah kepada mantan suami dan Uti Yah, merasa dihantui oleh arwah keduanya.Â
Rasa bersalah itu menjelma menjadi seuah teror yang terus mengusik Wening. Sampai akhirnya ia menemukan banyak kebenaran. Termasuk keberadaan putirnya, Nirmala.
Ternyata, semua permasalahan ini bersumber dari warga Jepang yang selama ini dikenal sebagai ilmuwan paling dihormati dan dicintai banyak orang. Ternyata, warga Jepang itu mengidap gangguan psikologis yang membuat dirinya begitu terobsesi kepada Nirmala. Ia beranggapan bahwa Nirmala sangat mirip dengan anaknya yang bernama Miyako.
Meski bergenre horor, Tebusan Dosa memberikan angin segar di dunia film Indonesia. Bukan unsur jump scare yang ingin ditonjolkan. Tak seperti film horor lainnya yang mengutamakan hantu atau setan yang menyeramkan saja.
Penonton diajak untuk menjawab teka-teki yang ada. Seperti membantu karakter Wening menyusun puzzle yang tercecer sembarang. Begitu rumit dan membutuhkan analisis yang matang. Film ini benar-benar bikin penontonnya berpikir keras. Tak bisa berkedip sedikit saja karena yang ada akan kehilangan petunjuk penting untuk menemukan jawaban.
Tak jarang terjadi penonton yang saling tebak alur cerita akan dibawa ke mana. Tentunya dengan berbagai prediksi yang berwarna. Membuat film ini begitu terasa dalam dan menguas pikiran.
Sama seperti Kabut Berduri, film Tebusan Dosa memang begitu menakjubkan dari sinematografinya. Paling memikat adalah teknik pemilihan warna yang membuat cerita semakin terasa penuh misteri. Terkesan mewah dan tak pasaran seperti film horor lainnya yang meski menebus berjuta-juta penonton. Â
Bonusnya, penonton menyaksikan langsung debut pertama Putri Marino dalam film horor. Yang biasanya membintangi film drama, kini tertarik terjun dalam film horor.Â
Sebelumnya, Putri Marino pun menjadi sorotan dalam serial Kabut Berduri. Dengan gayanya yang nyentrik, potongan rambut khas polwan yang cantik dan banyak diidam-idamkan kaum adam.Â
Berbeda dengan karakter yang ia bawakan di film Tebusan Dosa. Putri Marino berperan sebagai Tirta, menjadi sosok perempuan muda berusa 20 tahunan.  Adegan berkelahi yang ia bawakan menunjukkan kualitas aktingnya yang menakjubkan.
Film Tebusan Dosa semakin lengkap dengan kehadiran Happy Salma. Aktris senior yang membawakan karakternya dengan baik.Â
Sinematrografi yang ditampilkan semakin menambah unsur budaya Jepang dan Jawa Tengah. Membuat film ini semakin kaya berkat hasil akulturasi kedua budaya.Â
Misalnya saja kehadiran bunga bangau yang menarik perhatian penonton. Dalam budaya Jepang, bunga bangau diartikan sebagai simbol harapan dan keberuntungan.Â
Ritual kungkum kedung yang ditampilkan film ini, merupakan praktik spiritual dari Jawa Tengah. Â Melalui ritual ini, film ini menunjukkan bagaimana tradisi lokal dapat berfungsi sebagai jembatan antara dunia nyata dan dunia gaib. Termasuk berkaitan dengan penebusan dosa.
Sulit sekali untuk bisa menggambarkan film ini dengan kata-kata. Tebusan Dosa bukan film horor biasa. Penonton diajak untuk memecahkan teka-teki yang ada. Harapan saya semakin besar terhadap film horor yang akan datang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI