Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Tulang Belulang Tulang", Pengenalan Budaya Batak melalui Film

3 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 5 Oktober 2024   17:46 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Tulang Belulang Tulang (2024). (Sumber: Instagram/tulangbelulangtulangfilm)

Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa pola asuh orang tua yang diberikan tidak sesuai dengan yang diharapkan sang anak. Namun cara itu adalah cara terbaik dan bentuk ungkapan rasa sayang orang tua kepada anaknya. Kurangnya komunikasi membuat anggota keluarga sering berburuk sangka dan tak bisa menghindari konflik. 

Pesan yang paling pamungkas, yang ingin disampaikan oleh film Tulang Belulang Tulang adalah memaknai arti harga diri keluarga. Harga diri keluarga selalu dikaitkan dengan nama baik keluarga yang dipandang oleh orang lain. Namun ternyata, makna yang sebenarnya adalah hubungan harmonis yang terdapat pada keluarga itu. Bukan kesan atau cara pandang orang lain terhadap keluarga kita. 

Secara keseluruhan, film Tulang Belulang Tulang berhasil memperlihatkan keindahan kebudayaan Batak. Muldai dari keindahan Danau Toba, adat istiadat yang berlaku, hidangan khas Batak, dan karakter suku Batak yang dilatar belakangi oleh kakek neneknya. 

Bagi penonton yang asli bersuku Batak, pasti akan sangat relate dengan film ini. Mulai dari penokohan, sampai budaya Batak yang disuguhkan. 

Film Tulang Belulang Tulang (2024). (Sumber: Instagram/tulangbelulangtulangfilm)
Film Tulang Belulang Tulang (2024). (Sumber: Instagram/tulangbelulangtulangfilm)

Sebenarnya review film ini pun akan lebih lengkap dan sempurna jika disampaikan oleh suku Batak. Bisa memberikan penjelasan lebih lengkap dan menjawab pertanyaan penonton yang masih penasaran dengan budaya Batak. 

Penulis review film ini adalah orang Sunda yang sama sekali tidak mengerti budaya Batak. Hanya bermodal pengalaman menonton film, bercakap dengan teman dari suku Batak, dan pengetahuan umum yang didapatkan saat sekolah atau media lain. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan atas ketidaktahuan penulis tentang budaya Batak.

So far, setelah menonton film ini, saya semakin tertarik untuk mengetahui budaya dari suku lainnya. Film-film seperti ini harus semakin getol digarap oleh para pembuat film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun