Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bijak Kelola Keuangan dengan Loud Budgeting

30 September 2024   21:15 Diperbarui: 30 September 2024   21:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengatur keuangan. (Sumber: FREEPIK/RAWPIXEL.COM via kompas.com) 

Tentu kita sadari bahwa kondisi ekonomi saat ini dengan dulu nampak berbeda. Banyak faktor internal ataupun eksternal yang mendukung. Kondisi ini yang membuat generasi Z sadar akan pentingnya literasi keuangan. Biaya hidup yang meningkatkan, tetapi kondisi keuangan yang tidak ikut meningkat. Hal itu menorong generasi Z untuk lebih peka terhadap kemampuan keuangannya. 

Apalagi mengingat ancaman doom spending yang menghantui generasi Z di mana saja. Generasi Z jauh lebih rentan terkena stres karena khawatir akan keuangannya di masa yang akan datang. Realiatnya, banyak generasi Z yang memilih meluapkan kekhawatirannya dengan pembelian implusif tanpa pertimbangan yang matang. Pengambilan keputusan pembelian yang tanpa didasari dengan kebijasanaan dan tanggung jawab.

Namun sebenarnya, semua generasi pun bisa memegang prinsip loud budgeting dalam pengelolaan keuangannya. Tidak ada syarat khusus ataupun batasan usia. Selama gerakan finansial ini dinilai positif, tidak ada salahnya untuk diterapkan nilai-nilai positifnya. Membiasakan menolak ajakan teman dengan alasan yang sebenar-benarnya tentang keuangan tanpa ada rasa malu. Dengan begitu, seseorang yang mendapatkan penolakan pun akan lebih mudah dalam memahami dan menghargai keputusan seseorang.

Selain itu, loud budgeting memudahkan seseorang untuk mencapai goals atau tujuan finansial. Pola pikir seseorang dalam memangdang keuangan menjadi berubah. Jauh lebih bijak dari sebelumnya. Terutama dalam membuat keputusan finansial. Skala prioritas jelas terarah berkat konsep loud budgeting. Termasuk perkara melunasi hutang pun bisa dengan konsep loud budgeting.

Bagi pemula yang ingin belajar menerapkan konsep loud budgeting, dapat dimulai dengan melakukan penganggaran secara matang. Mulai dari mencatat secara rinci pemasukan, pengeluaran, tabungan, dana darurat, dan tujuan finansial yang akan datang. Bermodal catatan ini, skala prioritas akan mudah untuk ditentukan. Mendahulukan pemenuhan kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan tersier.

Ilustrasi anak muda mengatur keuangan. (Sumber: SHUTTERSTOCK/KMPZZZ via kompas.com) 
Ilustrasi anak muda mengatur keuangan. (Sumber: SHUTTERSTOCK/KMPZZZ via kompas.com) 

Setelah mengetahui secara rinci kondisi keuangan pribadi, selanjutnya adalah berani untuk menolak ajakan orang lain yang sifatnya hanya menghambur-hamburkan uang semata. Misalnya ajak nongkrong dan ngopi tanpa ada pembicaraan atau tujuan yang bermanfaat. 

Mulanya mungkin terasa canggung. Apalagi terlalu sering menolak ajakan teman. Namun keberanian untuk mengucapkan alasan yang sebenarnya adalah kuncinya. Meski sepintas terbesit akan dikatakan pelit atau tidak menikmati hidup. Praduga negatif ini dirubah dengan praduga positif. Di mana seseorang akan mudah untuk menerima pendapat yang menolak ajakannya. Lambat laun akan terbiasa untuk mengerti, memhami, dan menghargai kondisi keuangan temannya yang sebenarnya.

Cara selanjutnya adalah dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Misalnya daripada membeli air minum kemasan di luar, lebih baik membawa botol dari rumah yang diisi dengan air mineral. Bahkan membawa bekal dari rumah untuk dimakan pada jam makan siang jeda istirahat di kantor. 

Ilustrasi bekal makanan di kotak makan. (Dok. Shutterstock/New Africa via kompas.com) 
Ilustrasi bekal makanan di kotak makan. (Dok. Shutterstock/New Africa via kompas.com) 

Tanpa sadar, dengan menerapkan loud budgeting, membuat seseorang terhindari dari rasa iri hati dan gengsi. Merasa tidak perlu untuk mengikuti tren tanpa ada bayang-bayang akan dicap kampungan atau tidak gaul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun