Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

FOMO Boneka Labubu Picu Impulsive dan Compulsive Buying

20 September 2024   07:00 Diperbarui: 20 September 2024   07:03 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lisa Blackpink mengunggah boneka Labubu di akun Instagramnya. (Sumber: Instagram/lalalalisa_m via rri.co.id) 

Pengalaman ini disampaikan langsung oleh salah satu pembeli bernama Kerin Wiryametta (27) warga Tangerang kempada tim kompas.com. Setelah lebih dari 7 jam mengantre, Kerin mendapatkan boneka Labubu dengan harga 239.000.

Tidak hanya Kerin, warga asal Jakarta bernama Talitha (28) mengaku sudah mengantre di gandaria City sejak jam 5.30 pagi. Sengaja berangkat subuh, tetap saja antrean sudah panjang. Pukul 10.30 WIB, ia baru bisa masuk ke toko untuk membeli boneka Labubu. 

Pengalaman war boneka Labubu lebih parah dibagikan oleh Adeline (22), warga Jakarta. Ia dan teman-temannya merasa tidak beruntung karena mengantre dari jam 7 pagi hingga jam setengah 12 malam. Itu berarti, total waktu yang dihabiskan untuk mengantre selama 17 jam.

Fenomena ini tidak hanya menimbulkan FOMO saja, tetapi tanpa sadar membuat seseorang membeli sesuatu dengan berlebihan. Tanpa mempertimbangkan banyak faktor, yang terpenting adalah dapat membeli boneka Labubu seperti orang lain.

Pop Mart begitu cerdik memanfaatkan fonomena ini. Mengeluarkan produk edisi terbatas menjadi salah satu cara untuk membuat masyarakat semakin menjadi berlomba-lomba mendapatkan barang yang sedang trend. Menciptakan kesan eksklusif bagi siapa saja yang memiliki produk edisi terbatas itu.

Ditambah lagi dengan postingan Lisa Blackpink yang semakin membuat boneka Labubu memiliki daya jual lebih. Pengikut Lisa Blackpink tak mau ketinggalan untuk memilikinya. Mengikuti apa saja yang menurut idolanya adalah sesuatu hal yang keren.

Lisa Blackpink mengunggah boneka Labubu di akun Instagramnya. (Sumber: Instagram/lalalalisa_m via rri.co.id) 
Lisa Blackpink mengunggah boneka Labubu di akun Instagramnya. (Sumber: Instagram/lalalalisa_m via rri.co.id) 

Strategi ini ternyata berhasil. Membuat sebuah boneka tidak hanya sekadar memiliki daya jual saja. Namun dapat menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan untuk mendapatkan validasi sosial. 

Yang terjadi adalah impulsive buying bahkan complusive buying. Impulsive buying adalah kebiasaan membeli barang tanpa memikirkan manfaat dan kebutuhan yang sebenarnya. Tanpa ada perencanaan, secara tiba-tiba membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan dan tidak ada manfaatnya.

Hanya karena sekadar ikut-ikutan saja, akhirnya membeli boneka Labubu. Bahkan sampai rela antre berjam-jam.

Sementara itu, compulsive buying tidak hanya sekedar membeli barang yang tidak direncanakan, tapi ada kecenderungan untuk membeli banyak barang yang tidak dibutuhkan. Perilaku ini dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dan meningkatkan suasana hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun