Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Sering Menakuti Anak Bukan Solusi agar Disiplin

5 September 2024   20:15 Diperbarui: 8 September 2024   07:04 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang laki-laki menangis karena takut saat belajar berenang. (Sumber: Shutterstock/Ery Azmeer via kompas.com) 

Namun ternyata, cara tersebut malah melahirkan permasalahan baru yang lebih besar dan lebih sulit untuk diatasi. Menyangkut dengan tumbuh kembangnya di masa depan yang begitu berharga. 

Daripada menakut-nakuti anak apalagi sampai memberi ancaman, lebih baik memberikan penjelasan kepada anak dengan penjelasan yang sebenar-benarnya. Misalnya ketika anak tidak mau tidur, bukan malah ditakut-takuti akan diculik oleh hantu. Tetapi diberi penjelasan bahwa ia harus istirahat karena besok pagi harus bangun dan pergi ke sekolah lebih awal. 

Ilustrasi seorang laki-laki menangis karena takut saat belajar berenang. (Sumber: Shutterstock/Ery Azmeer via kompas.com) 
Ilustrasi seorang laki-laki menangis karena takut saat belajar berenang. (Sumber: Shutterstock/Ery Azmeer via kompas.com) 

Penjelasan itu memang tidak mudah untuk diterima anak dibandingkan dengan ancaman diculik hantu. Namun penjelasan tersebut jauh lebih bijaksana dan mengajarkan anak untuk menghargai waktu. Bahwa ada kalanya bermain, ada kalanya istirahat, termasuk menepati aktivitas esok hari yang sudah ada jadwalnya.

Dengan begitu, perlahan anak akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk baginya. Menjadi bentuk pendewasaan dirinya.

Jika ada yang sudah terlanjur menakut-nakuti anak, tidak ada kata terlambat untuk merubah pola asuh yang ada. Meninggalkan cara yang lama dengan menggantinya menggunakan pola asuh yang baru.

Kalaupun sudah terlanjur muncul ketakutan pada anak, orangtua mendukung dan membantu anak untuk menghadapi sumber rasa takutnya. Dengan mendampinginya sampai anak berani melawan rasa takutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun