Lewat artikel ini, penulis ingin memberikan sekilas saja gambaran seorang Ayah yang hadir di kehidupan penulis. Di usianya yang sudah pada usia pensiun, Ayah tak pernah lelah untuk mengantar jemput anak-anaknya ke mana saja.
Bukan lagi ke sekolah, tempat les, atau rumah temannya. Sampai saat ini bersedia dan selalu terdepan mengantar jemput anak-anaknya ke kantor atau bahkan ke rumah anak-anaknya.
Terkadang, menjadi seorang anak merasa kasihan karena takut Ayah sakit atau kecapean. Sesekali meminta tidak perlu dijemput karena beralasan bisa pulang sendiri pakai ojol atau diantar teman. Tetap saja, Ayah selalu keukeuh untuk menjemput anaknya meski kini fisiknya tak sekuat dulu lagi.Â
Tidak ada orangtua dan anak yang sempurna di dunia ini. Namun ada orangtua dan anak yang tak pernah berhenti untuk belajar menjadi perannya masing-masing. Terima kasih Pah. Terima kasih Mah. Maafkan anakmu ini yang masih belajar mengeja kehidupan. -Siska Fajarrany-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H